yang jiwa dan tubuhnya harus tiap hari ia mandikan,
tahu bahwa kotoran yang selalu menyertainya itu
disediakan untuk mempelajari kemuliaan-Nya
Seorang abdi Allah
yang dihadang kemustahilan,
tahu bahwa keterbatasannya itu diluangkan
agar ia menghayati kemutlakan Dzat-nya.
Seorang abdi Allah
yang dicegat oleh ketidakmungkinan,
menjadi mengerti
bahwa di balik segala yang tak terbayangkan,
terdapat horison kemungkinan.
Dan tatkala ia menundukkan wajah
karena dari sejuta kemungkinan
ia hanya mampu memegang satu kenyataan,
mafhumlah ia bahwa kemuliaan Allah
sama sekali terbebas dari segala kemungkinan.
Seorang abdi Allah
yang sesekali bingung hatinya
oleh ketidakpahman ia dengan saudara-saudaranya,
melihat kemuliaan Allah
yang memungkinkan terjadinya kepahaman
di antara ketidakpahaman dan ketidakpahaman
Seorang abdi Allah
yang terkadang bersedih
oleh fitnah saudara-saudaranya
yang timbul oleh kesengajaan
maupun oleh ketidaktahuan,
mensyukuri kemungkinan Allah
karena di tali-Nya semua
kekhawatiran akan terbuang.
Seorang abdi Allah
yang sepak terjangnya
terbantu oleh hukum dunia di lingkungannya,
tetap dengan tegak
meneruskan langkah-langkahnya,
sebab setiap sembayangnya
akrab dengan kemuliaan
senjata rahasia Allah.
Sang Maha Mulia,
Sang Maha Empunya Kemuliaan,
menelusupkan kesabaran dan keikhlasan
ke dalam jiwa abdi-abdi-Nya secara tak terkira,
agar tetap sehat rohani mereka sampai sorga.
Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna"
Karya "Emha Ainun Nadjib"
Comments
Post a Comment