Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2018

PUISI : AR RASYIID (SANG MAHA PENABUR PETUNJUK)

"Ada logam mulia di ladangmu, emas namanya, ada juga batu-batu yang bisa engkau kuliti menjadi gemerlap permata Pergilah menyisir hutan, masuki ketiak-ketiak bumi, panjat gunung, turuni lembah  serta menukiklah ke lantai samudera : kelupaslah bungkus-bungkus rahasia yang menyelimutinya Tetapi dengar bahwa Kuciptakan bagimu tidak hanya satu macam samudera, satu jenis gunung, lembah, hutan dan ladang, melainkan beribu-ribu wujud dan nilainya : Ketahuilah  bahwa emas yang murni dan permata yang sejati terdapat hanya di dalam dirimu sendiri Engkau bisa  menemukan, menghimpun  dan memperjualbelikan emas permata,  namun  Kuanugrahkan kecerdasan di akal budimu untuk mengolah apa saja  menjadi emas dan permata Tak usah engkau khawatirkan akan kering kekayaanKu : emas ilmu dan pengetahuan, permata puisi dan kebijakan, atau apapun saja yang engkau perlukan untuk  kemajuan sejarah pengembaraanmu kepada-Ku, telah Aku tumpah

PUISI : AL BAAQI (YANG MAHA ABADI)

Setelah tiba rasa senang, esok pagi akan muncul angin pengap yang menanamkan  kekecewaan dan ketidaktentraman, namun kemudian nongol tiba-tiba angin yang lain lagi : bagai burung-burung ceria yang hinggap di pundakmu dan engkau pegang. Setelah memancar cahaya pengetahuan, esok pagi matahari tak bangun dari peraduan : engkau pun jadi rabun dan hilang pegangan, namun kemudian  dari ufuk semangatmu terbit surya lain yang membuat mripatmu kembali bisa memandang Setelah jiwa ditegakkan iman, esok pagi tiba dihadapanmu  tantangan yang membuat engkau diambil-alih oleh keputusasaan, namun kemudian  di ladang reruntuhan jiwamu membenih rahasia lain yang membangkitkan tubuhmu untuk tegak menatap lurus ke depan Demikian yang engkau sebut kehidupan Yakni riak-riak gelombang Pasang dan surut, surut dan pasang Menjadi barisan mimpi kesementaraan, Allah Yang Maha Abadi Melemparkanmu ke riuh samudera Timbul tenggelam, timbul tenggelam

PUISI : AL BADII' (SANG MAHA PENCIPTA KEINDAHAN)

Alam pun cuma bisa diduga kulitnya Sejarah sibuk mencungkil-cungkil raganya Beribu kemajuan menjadi fatamorgana Gagal ditemukan ruhnya. Para seniman tak bisa bikin alam Tak juga mampu menirunya Yang mereka sodorkan hanya kepalsuan Yang dibubuhi tanda tangan. Di hadapan-Nya : pupus segala kata Patung meleleh, gambar hapus dan sirna Sang penyanyi yang berlagu, tidak mengisahkan-Nya Melainkan sekedar menguapkan bayang-bayangnya. Selalu hadir Ia Di dalam dan di luar diri kita Sedemikian Nyata sosok ujud-Nya Namun hanya Ia jua yang mampu menatap-Nya Kita tinggal bisu : mengurai langit maya Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI :AL HAADII (SANG MAHA PENGUAK HIDAYAH)

Para pengusaha cemas akan bisa kehabisan kemampuan berproduksi, para seniman resah akan bisa kering ilham, untuk bikin lukisan dan puisi, para orang dan calon-calon orang gelisah akan bisa buntu jalan menuju esok hari Petunjuk Allah, sementara itu, memancar lebih dari cahaya seribu matahari, menghampar seribu kali sel-sel udara di segala penjuru bumi, menabur bagai gemercak hujan sepanjang zaman, berjumlah seperti  taburan bintang-bintang yang diganti setiap malam. Di dalam Tuhan tidak ada kemelaratan : seolah-olah saja engkau dirundung kemiskinan, namun itu adalah ujud awal dari kekayaan yang sengaja Ia samarkan Di dalam Tuhan tidak ada kesempitan, karena yang sejenak  terasa seperti kesempatan  itu adalah tanah subur menanam keluasan Di dalam Tuhan tidak ada bakat alam, karena alam tak punya apa-apa untuk diberikan, karena jikapun masing-masing kita ini dijadikan seribu orang, tak bakal cukup juga untuk menampung ilham yan

PUISI : AN-NAAFI' (SANG MAHA PENABUR MANFAAT)

Mereka yang dianugrahi kekayaan, akan memperoleh hikmah harta benda, atau kutukan emas permata Mereka yang tak berpunya, akan mendapatkan nikmat ketidakpunyaan, atau kemelaratan yang sempurna Mereka yang dirasuki matahari ilmu, akan mendapatkan cahaya untuk mewakili Tuhan, atau ditikam oleh bumerang pengetahuan Mereka merasa awam, akan mengenyam rahmat keawaman, atau terpendam di kuburan ketidaktahuan Siapapun,  yang sakit atau sehat, yang jalanan atau perpangkat, yang buntu atau sempat, yang berjaya atau sekarat Allah memberikan kemanfaatan  yang tiada terhingga, yang sering tersembunyi letaknya : tetapi setiap orang berbeda di dalam mengenali karakter Tuhannya. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL MAANI' (YANG MAHA MELARANG)

Kusyukuri rejeki kegetiran, rejeki kekalahan, rejeki kemiskinan, rejeki kegagalan, rejeki kesakitan, rejeki ketersiksaan, rejeki keterpojokan, rejeki ujian,  cobaan atau pun kecelakaan Kusyukuri dengan penuh keriangan,  seperti mensujudi turunnya hujan, atau ketika pohonku membenihkan buah-buahan Makin tajam siksaan,  makin besar syukur kupersembahkan, dan ketika ia berakhir, kemudian diganti oleh sejuk belaian : kutambah jumlah sembahyang. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL MUGHNIY (YANG MAHA MENGANUGERAHI KEKAYAAN)

Ke rumah kediaman jiwamu Allah mengalirkan tiga macam kekayaan Yang pertama ialah  kekayaan yang  terlampau banyak mengandung kemewahan, bagai gelembung-gelembung air yang melayang-layang memenuhi angkasa : amat banyak orang tergeragap dan silau matanya sehingga berdesak-desakkan  mereka hendak menangkapnya, karena tak mengetahui bahwa sesungguhnya warna-warni itu tak ada. Kekayaan yang kedua ialah butiran-butiran ruh yang tiada berupa, yang terdapat jauh di balik gelembung yang mebeliakkan mata, bahkan terdapat di kandung pemandangan yang nampak bagai gelap gulita. Adapun kekayaan ketiga, yakni yang tertinggi kedudukannya, ialah kekuatan Allah yang di percikkan ke dalam mata batin hamba-hamba-Nya yang mampu membuktikan bahwa seonggok batu bisa memancarkan cahaya, bahwa yang tiada itu sebenarnya ada, serta yang mampu merubah segala yang fakir menjadi kaya. kebanyakan orang menghabiskan usia untuk mengejar kekayaan yang p

PUISI : AR RO'UUF (SANG MAHA PEMANCARI KASIH SAYANG)

Akhirnya kumengerti bahwa apabila di panggung kehidupan ini Engkau letakkan kejadian yang membangkitkan amarah dan benci : itu adalah peluang bagiku buat memperoleh rasa cinta yang tertinggi. Akhirnya kumengerti bahwa apabila muncul di hari-hariku sesuatu yang merangsang pamrih dan dengki : itu adalah kesempatan bagiku untuk mengolah pengabdian sejati. Akhirnya kumengerti bahwa apabila ditampar aku oleh peristiwa yang menumbuhkan sikap kejam dan tangan belati : itu adalah anugrah bagiku untuk belajar menggenggam cinta kasih yang paling murni. Dan akhirnya kumengerti, Kekasih, akhirnya kumengerti, bahwa apabila pada suatu hari Engkau buta gelapkan pandanganku : tak lain itu adalah isyarat agar aku tak lupa  memohon pencahayaan matahari-Mu. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL AFUWW (YANG MAHA MENSUMBERI PEMAFAAN)

Allah menggariskan suatu cara bergaul yang amat lembut dan agung antara Ia dengan sekalian hamba-hamba-Nya Telah ditetapkan-Nya  bahwa akan dihapuskan dosa-dosa kita, diminta ataupun tak diminta. Pertama karena tak seorangpun bisa terlepas dari dosa, Kedua kalaupun ada seorang hamba yang mampu hidup tanpa dosa, Ia tetap bisa memberi maaf kepada sesuatu yang selain dosa-dosa, yang entah apa, tetapi Ia dengan amat mudah mengarangnya. Dan ketiga,  peristiwa memaafkan itu sendiri adalaha suatu adegan kesenian yang paling tinggi tingkat mutunya. Seandainya kita memohon maaf atas segala kesalahan kita, itu bukan karena Ia hendak memamerkan kekuasaan dari harta-Nya  dengan cara memahalkan atau memurahkan pemaafan-Nya melainkan karena Ia tahu memohon maaf kepada-Nya  adalah kebahagiaan mutlak bagi batin kita. Dan seandainya  kita tak meminta maaf kepada-Nya, akan tetap dimaafkan-Nya juga kita, agar sesudah kita menyia-nyiakan 

PUISI : AL MUNTAQIM (YANG MAHA MENETAPKAN BALASAN)

Orang yang merasa dipenjara oleh siksa dunia, terbiasa menggumamkan puja puji bagi Tuhan, karena keadaan yang terasa menyiksa  dalam kehidupan, sebenarnya bukanlah siksaan. Orang yang merasa dibebaskan dari penjara milik kaum tiran, memperbanyak istighfar kepada Tuhan dan memohon perlindungan supaya terpelihara pengetahuannya atas penjara yang sesungguhnya. Orang yang menyaksikan bencana alam, menghayati peristiwa-peristiwa yang dianggap merupakan pernyataan  dari amarah Tuhan, memperbanyak sembahyangnya agar ia tak terlalu mudah menyimpulkan yang dilakukan Tuhan. Orang-orang itu, dengan rendah hati, mengembangkan pengertian, bahwa kebaikan dan keburukan, bahwa pahala dan siksaan, tidak bisa dipahami  tanpa terus menerus memohon petunjuk kebenaran dari Tuhan. Orang-orang itu mengetahui bahwa siksaan yang sejati terjadi di neraka, dan pahala paling murni berada di sorga : yakni suatu tempat dan masa di mana  manusia