yang menyangkut ketinggian-Mu
wahai Yang Maha Meninggikan,
kecuali dalam keadaan bersujud
dan dengan suara yang selirih-lirihnya
Sekurang-kurangnya
dua kali tujuh belas kali dalam sehari :
ketika itu mataku terpejam,
segala kesombongan terbungkam,
keningku menempel ke bumimu,
membuat seluruh eksistensiku jadi debu
Siapakah aku sehingga berani menatapkan muka
kepada-Mu,
sehingga memiliki keberanian
untuk mengangkat bah
dan menengadahkan dada di hadapan-Mu?
Wahai tamparlah mulut hamba,
wahai campakkan hidup hamba
sampai terkeping-keping,
wahai cabik-cabiklah jiwa raga hamba
jika shalat tak membuat hati hamba
berruku' dan bersujud kepada-Mu
Maha Suci Engkau Yang Maha Meninggikan
Apa gerangan arti
Maha Suci Engkau Yang Maha Meninggikan
Jika tak karena hamba adalah kerendahan
di tempat yang serendah-rendahnya?
Maha Suci Engkau
apakah gerangan makna Maha Suci Engkau,
kalau bukan karena ketinggian adalah kesucian,
sebagaimana kerendahan hamba
adalah semata-mata kehinaan?
Wahai gertaklah langkah sepatu yang berderak-derak
di depan pintu rumah-Mu
Wahai pukullah kepalaku
yang mendongak menyombongi-Mu
Wahai hentikan sikap sejarah dan kepemerintahanku
yang berlaku amat sopan
di hadapan kerendahan-hatian-Mu
Wahai aku tahu tak kan Engkau tinggikan
kehidupan kami ini
sebelum Engkau bantu lahir kembali
Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna"
Karya "Emha Ainun Nadjib"
Comments
Post a Comment