kenapa Ummat yang begini besar jumlahnya
bagaikan terkantuk-kantuk saja
dari masa ke masa
Kenapa selalu ada
di bawah tempat duduk kehidupannya,
kenapa selalu ompong giginya,
kenapa tak berketentuan langkah kakinya,
dan yang menyedihkan
kenapa mereka sendiri tak mengetahui
bahwa hal itu berlangsung pada diri mereka,
sehingga begitu gampang diseret
oleh tangan yang mengenggam
batang leher mereka
Saudara-saudaramu mengemukakan
bahwa mereka menjadi bingung dan putus asa,
bahkan merasa Allah telah meninggalkan mereka,
tak mengurusi nasib mereka
dan tak memperhatikan derita hidup mereka
Maka engkau mengatakan
kepada saudara-saudaramu itu
bahwa jawabannya tak banyak :
Allah bukan saja tidak meninggalkan mereka,
bahkan Ia tak membiarkan
hamba-hamba-Nya menjadi manja,
terlampau bergantung pada keajaiban kuasa-Nya
serta memubadzirkan kemungkinan
bahwa mereka bisa mengerjakan
perubahan diri mereka
Engkau mengatakan
bahwa kuasa dan jaminan Allah senantiasa terbuka,
tetapi hamba-hamba-Nya yang pemalas,
yang hidup melayang-layang di udara
yang menumpahkan diri lebih kepada yang lain
dari Allah :
makin hari makin terasing
dari pengetahuan yang nyata.
Allah Maha kuasa
sehingga Ia bukan Dzat
yang perlu merendahkan diri-Nya
dengan turun tangan mengurusi soal-soal kecil
yang sudah Ia amanatkan kepada hamba-hamba-Nya
Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna"
Karya "Emha Ainun Nadjib"
Comments
Post a Comment