yang berhasil memelihara kekuasaannya
dalam waktu yang lama,
menyangka
bahwa ia telah lolos dari pengawasan Tuhannya.
Dan orang yang berada di bawah singgasana,
yang hidup terjerat lehernya
serta didesakkan ikat pinggangnya,
meratapi Tuhan yang mereka kira
telah meninggalkannya.
Bagi Tuhan
kehidupan ini jauh lebih kecil
dari debu yang sekecil-kecilnya
dan lebih singkat dari satu kejapaan mata,
tetapi kemerdekaan
yang diluangkannya bagi manusia
lebih luas dibanding seribu cakrawala.
Maka setiap raja selalu paling malang nasibnya,
karena tak pernah bisa ia karib dengan dirinya,
sehingga tak cukup keringatnya
untuk berlari ke Tuhannya
Sedangkan orang-orang
yang barisan kepala-kepala mereka
dijadikan alas permadani di halaman istana,
cukup hanya membisu saja
untuk terbawa ke Istana yang sebenarnya.
Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna"
Karya "Emha Ainun Nadjib"
Comments
Post a Comment