Skip to main content

REVIEW BUKU : LA TAHZAN FOR TRAVELER

Cover Buku La Tahzan For Traveler
Sinopsis Buku La Tahzan For Traveler














Judul : La Tahzan For Traveler 
Penulis : H. M. Amrin Ra’uf  
Genre : Agama Islam 
Penerbit : Saufa 
Tahun Terbit : 2015 
Tebal Buku : 164 halaman 
No ISBN : 978-602-255-887-3 
Harga Buku : 34.000 Rupiah (bukukita.com) 


Cerita Singkat : 

Sebuah fakta menarik bahwa anak muda jaman sekarang lebih memprioritaskan menabung untuk traveling, bukan untuk membeli rumah maupun mobil.  Hal ini selaras dengan perkembangan teknologi yang memang memudahkan kita untuk jalan-jalan. 

Memang, mindset generasi milenial adalah jika barang bisa rusak, tapi pengalaman yang membekas di hati akan bertahan lama, selain itu lebih sehat jalan-jalan dibandingkan hanya duduk di depan gadget. 

Hal positif lain yang bisa didapat, jika kita kreatif, maka hal itu bisa dikomersialkan, seperti hasil foto, videografi, tulisan perjalan, dan lain sebagainya, jadi selain dapat kebahagiaan pun juga bisa dapet uang untuk traveling lagi, hehehe…

Selain itu dengan traveling, kita juga bisa menemukan hal-hal unik yang tidak ada di Negara asal, seperti budaya, kuliner, dan lain sebagainya, lalu inspirasi tersebut bisa dibawa ke Negara asal untuk dikembangkan menjadi sesuatu yang beda dari yang lain.  Banyaknya keuntungan yang didapat membuat muda-mudi makin tertarik untuk berjalan-jalan ria.

Namun, acap kali, traveler dalam hal ini yang beragama Islam sedikit kesulitan dalam beribadah selama dalam perjalanan.  Sampai-sampai banyak yang terpaksa meninggalkan kewajibannya entah itu sengaja atau tidak, Miris….

Padahal, Islam telah memberikan pedoman ibadah bagi traveler, jadi seharusnya sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak menunaikan perintah agama, terutama ibadah wajib.  Dalam buku ini pun, kita dapat menemukan tuntunan-tuntunan ibadah bagi muslim travelers secara ringkas dan insyaallah mudah dipahami mulai dari tata cara bertayamum hingga tuntunan sholat jamak dan qashar.

Selamat membaca teman-teman ^_^ !!! 

As a Muslim travelers, don't forget to pray too (arabnews.com)
As a Muslim travelers, don't forget to pray too (arabnews.com)


Yang Menarik :
  • Tulisannya dengan space dan ukuran huruf yang tidak bikin pusing kepala

Yang Terasa Kurang :
  • Ada beberapa isinya yang saya rasa kurang dibutuhkan traveler, semisal Adzan dan Iqamah, serta tuntunan dzikir dan do’a yang cepat dikabulkan, lebih baik bahasannya diganti yang memang fokus ke permasalahan traveler, misalnya najis, atau bagaimana sikap traveler saat sedang puasa Ramadhan, dan lain sebagainya.  

Comments

Popular posts from this blog

PUISI : AR ROZZAQ (YANG MAHA PENABUR REZEKI)

Andaikan cukup banyak orang  yang bersedia mengisi kehidupan dengan setia mencari bahan untuk mensyukuri kemahakayaan Tuhan Tentulah tak perlu kita bangun gedung yang terlalu tinggi, mesin-mesin industri, alat-alat muluk, konsumsi-konsumsi mewah yang hanya akan menjerat leher sendiri Namun inilah zaman dengan peradaban paling tinggi, di mana kebahagiaan dan kesejahteraan makin jauh untuk bisa digapai Inilah abad dengan kebudayaan paling gemerlap Di mana kesengsaraan manusia telah sampai pada titik paling mutlak dan rohani umat memasuki ruang yang paling gelap Inilah kurun sejarah  di mana rembulan telah bisa dijadikan layang-layang, di mana bumi digenggam cukup dengan alat satu dua inchi, di mana kemampuan perhubungan telah menjadi luas dunia menjadi satu mili, sehingga memungkinkan segala kebobrokan ini ditutup-tutupi. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL BASHIR (YANG MAHA MELIHAT)

Tiada hal yang perlu kuperlihatkan kepada-Mu, Gustiku, Karena Engkau adalah Melihat itu sendiri, dan kalaupun aku bermaksud memperlihatkan sesuatu kepada-Mu, maka daya memperlihatkan itu pun tak lain adalah milik-Mu Tiada hal yang perlu kusembunyikan dari-Mu, Gustiku, karena setiap ruang persembunyian niscaya milik-Mu jua, dan kalaupun sesekali aku berusaha menyembunyikan sesuatu maka daya menyembunyikan itu hanyalah hasil pencurianku atas hukum-Mu Pernah kupasang topeng-topeng di wajahku, kulapiskan pakaian di badanku, kubungkuskan kepura-puraan  dihamburan kata-kata dan tingkah lakuku Namun selalu, Gustiku, diujung kepengecutan itu, akhirnya kutahu, bahwa kalau diantara selaksa kemungkinan ilmu-Mu, Engkau sediakan juga topeng-topeng penipu, tak lain itu adalah petunjuk agar aku berjuang melepaskan dan mencampakannya : Supaya aku peroleh Engkau Di akhir pengembaraanku. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna&

PUISI : AL 'ALIIM (YANG MAHA MENGETAHUI)

Segala peristiwa, bagiku, hanya hampa Engkaulah yang mengajarkan Apakah ia rejeki atau bencana Dungu atau berilmu, bagiku, hanya bisu Engkaulah yang memberitahu Apakah ia sejati atau semu Miskin atau kaya, itu fatamorgana Engkaulah yang membukakan mata Untuk tahu harta yang baka Engkau... Gusti... Bertanya... Kenapa rejeki disebut bencana? Kenapa celaka dipujipuja? Kenapa ilmu menelan manusia? Kenapa miskin dianggap kaya? Kenapa oleh maya terbelalak mata? Beribu orang Gagal memahaminya Aku juga, Gusti, aku juga Namun ada Satu ilmu nyata Jika kepada-Mu kutumpahkan jiwa raga Tak ada bencana tak ada miskin papa Tak pernah sedih, tak sempat sia-sia Sebab Engkaulah Guru Yang Maha. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"