Skip to main content

REVIEW BUKU : REVOLUSI TAK KUNJUNG SELESAI, POTRET INDONESIA MASA KINI

Cover Buku Revolusi Tak Kunjung Selesai, Potret Indonesia Masa Kini
Sinopsis Buku Revolusi Tak Kunjung Selesai, Potret Indonesia Masa Kini














Judul : Revolusi Tak Kunjung Selesai, Potret Indonesia Masa Kini
Penyunting : Remy Madinier
Genre : Sosial Politik
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun Terbit : 2017
Tebal Buku : 723 halaman
No ISBN : 978-602-424-305-0
Harga Buku : 145.000 Rupiah (togamas.com)


Cerita Singkat :
       “Tiada hari ini tanpa sejarah” – Anonim
Yap, sejarah adalah sesuatu yang tidak bisa dihilangkan dari perjalanan hidup ini.  1 tahun, 1 bulan, 1 hari, 1 jam, 1 menit, bahkan 1 detik pun dalam kehidupan kita di masa lampau bisa disebut sebagai sejarah.

Indonesia pun begitu, sejarah panjang telah dilewati negeri ini, pernah ditindas selama beratus-ratus tahun, melewati zaman otoriter pada kepemimpinan Presiden Soeharto, hingga tumbuhnya semangat demokrasi dalam zaman reformasi hingga saat ini.
 
Calon Pencipta Sejarah Baru Indonesia (hipwee.com)
Pelaku Sejarah Indonesia (sejarahri.com)










27 Ilmuwan spesialis (18 Ilmuwan asal Prancis, sisanya Ilmuwan asal Indonesia) dari multi displin ilmu mulai dari pakar geografi, antropologi, sejarah, ekonomi, politik, hingga sastra tergerak untuk menyajikan rangkaian tulisan yang memaparkan berbagai permasalahan tata ruang, politik, keagamaan, kebudayaan hingga arah pembangunan yang dihadapi Indonesia di masa lampau, beserta tantangannya pada masa kini. 

Ditulis lengkap dan rinci dengan pembagian bab yang fokus tentang masalah tertentu membuat buku hasil kerjasama antara CASE (Pusat Kajian Asia Tenggara), IRASEC (Lembaga Kajian Asia Tenggara Masa Kini), Kedutaan Besar Prancis di Indonesia, Total, dan Forum Jakarta-Paris ini layak dibaca bagi siapa saja yang ingin memahami Indonesia lebih dalam dari perspektif orang yang netral dan insyaallah tidak akan membolak-balikkan sejarah.


Yang Menarik :
  • Kajian terstruktur yang cukup menggambarkan Indonesia di masa lampau dan bagaimana sikap kita untuk menghadapi tantangan di masa depan
  • Walaupun Prancis pernah menjajah kita walau sebentar saja, tapi saya kira tidak mempengaruhi keorisinalitasan tulisan dalam buku ini bahwa kejadian-kejadian tersebut benar adanya

Yang Terasa Kurang :
  • Yaa namanya penelitian, isinya tulisan semua, tapi mungkin bisa diselingi gambar-gambar misalnya di bab mengenai aktor politik, pasti tidak semua mengetahui orangnya itu yang mana terutama pahlawan Indonesia, dan masih banyak lagi contohnya

Comments

Popular posts from this blog

PUISI : AR ROZZAQ (YANG MAHA PENABUR REZEKI)

Andaikan cukup banyak orang  yang bersedia mengisi kehidupan dengan setia mencari bahan untuk mensyukuri kemahakayaan Tuhan Tentulah tak perlu kita bangun gedung yang terlalu tinggi, mesin-mesin industri, alat-alat muluk, konsumsi-konsumsi mewah yang hanya akan menjerat leher sendiri Namun inilah zaman dengan peradaban paling tinggi, di mana kebahagiaan dan kesejahteraan makin jauh untuk bisa digapai Inilah abad dengan kebudayaan paling gemerlap Di mana kesengsaraan manusia telah sampai pada titik paling mutlak dan rohani umat memasuki ruang yang paling gelap Inilah kurun sejarah  di mana rembulan telah bisa dijadikan layang-layang, di mana bumi digenggam cukup dengan alat satu dua inchi, di mana kemampuan perhubungan telah menjadi luas dunia menjadi satu mili, sehingga memungkinkan segala kebobrokan ini ditutup-tutupi. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL BASHIR (YANG MAHA MELIHAT)

Tiada hal yang perlu kuperlihatkan kepada-Mu, Gustiku, Karena Engkau adalah Melihat itu sendiri, dan kalaupun aku bermaksud memperlihatkan sesuatu kepada-Mu, maka daya memperlihatkan itu pun tak lain adalah milik-Mu Tiada hal yang perlu kusembunyikan dari-Mu, Gustiku, karena setiap ruang persembunyian niscaya milik-Mu jua, dan kalaupun sesekali aku berusaha menyembunyikan sesuatu maka daya menyembunyikan itu hanyalah hasil pencurianku atas hukum-Mu Pernah kupasang topeng-topeng di wajahku, kulapiskan pakaian di badanku, kubungkuskan kepura-puraan  dihamburan kata-kata dan tingkah lakuku Namun selalu, Gustiku, diujung kepengecutan itu, akhirnya kutahu, bahwa kalau diantara selaksa kemungkinan ilmu-Mu, Engkau sediakan juga topeng-topeng penipu, tak lain itu adalah petunjuk agar aku berjuang melepaskan dan mencampakannya : Supaya aku peroleh Engkau Di akhir pengembaraanku. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna&

PUISI : AL 'ALIIM (YANG MAHA MENGETAHUI)

Segala peristiwa, bagiku, hanya hampa Engkaulah yang mengajarkan Apakah ia rejeki atau bencana Dungu atau berilmu, bagiku, hanya bisu Engkaulah yang memberitahu Apakah ia sejati atau semu Miskin atau kaya, itu fatamorgana Engkaulah yang membukakan mata Untuk tahu harta yang baka Engkau... Gusti... Bertanya... Kenapa rejeki disebut bencana? Kenapa celaka dipujipuja? Kenapa ilmu menelan manusia? Kenapa miskin dianggap kaya? Kenapa oleh maya terbelalak mata? Beribu orang Gagal memahaminya Aku juga, Gusti, aku juga Namun ada Satu ilmu nyata Jika kepada-Mu kutumpahkan jiwa raga Tak ada bencana tak ada miskin papa Tak pernah sedih, tak sempat sia-sia Sebab Engkaulah Guru Yang Maha. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"