Judul : Chairul
Tanjung – Si Anak Singkong
Penulis : Chairul
Tanjung
Genre : Autobiografi
Penerbit : PT
Kompas Media Nusantara
Tahun Terbit : Cetakan
ke-19 (Juni 2012-November 2012)
Tebal Buku : 384
halaman
No ISBN : 978-979-709-650-2
Harga Buku : 30.000
Rupiah (kompas.id)
Cerita Singkat :
Pergi
ke Kuta Bali
Mengunjungi
pantai di sore hari
Chairul
Tanjung adalah bukti
Proses
sedari kecil memberikan arti
Siapa
yang sering nonton Mata Najwa di Trans7, atau berita di CNN Indonesia, atau kemaren
pas ada gelaran Piala Dunia di Trans TV? Atau kalian pernah main di
TransStudio? Maupun sekedar jalan-jalan di TransMart?
Yap,
semua itu adalah lini usaha yang dimiliki oleh CT Corp, sebuah perusahaan yang
didirikan oleh Chairul Tanjung (CT). Kenapa julukannya Si Anak Singkong? Apa beliau
suka makan singkong? Atau berjualan singkong? Ternyata tidak, disebut
anak singkong adalah sebutan bagi masyarakat yang sangat miskin dan kumuh di
Jakarta.
Oke,
setelah membaca buku ini aku menyadari.
Beliau bukan anak pejabat apalagi anak konglomerat yang tinggal
melanjutkan bisnis orang tuanya, beliau hanya anak orang biasa seperti
kita-kita ini.
Lewat kisah beliau, aku
juga tahu bahwa peran orangtua juga sangatlah penting, berkorban demi anaknya
lewat apa saja demi pendidikan yang baik, entah itu tenaga, hingga barang-barang
berharga.
Disini
aku juga belajar mengenai proses. Disiplin
yang telah dipupuk sejak kecil (beliau disekolahkan di sekolah yang terkenal
dengan kedisiplinannya), dan tentunya kerendahan hati dalam bergaul dengan
siapa saja.
Seni teater yang dijalaninya
saat SMP hingga SMA semakin memperkuat mental dan kepekaan beliau dalam
menjalani hidup. Keikusertannya dalam Kelompok
Ilmiah Remaja (KIR) DKI Jaya ikut membuat pemikirannya menjadi lebih tajam,
terstruktur dan visioner.
Di
tengah keterbatasan, beliau selalu mencoba menembus batas (karena yang membuat
batas itu yaa kita sendiri). Tetes
darah, keringat dan air mata beliau kucurkan demi kehidupan yang lebih baik dan
bermanfaat bagi sesama.
Saat masuk ke
dunia perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI),
keterbatasan dana menghampiri CT. Karena
tak mau bikin susah orang tua, CT memutar otak dan akhirnya otodidak menjadi
juragan fotokopi dan berjualan alat kedokteran.
Tak
hanya uang yang dicari, namun CT juga berusaha membantu sesama dengan kegiatan
sosial. Mau tahu kegiatan sosial yang
dijalankannya? Apa saja karirnya di pemerintahan? Bagaimana pergelutan beliau
dengan berbagai bisnis lain, seperti sepatu, sandal, bank, hingga punya
perusahaan sebesar ini? Yuk dibaca yuk buku ini, inspiratif banget…
Yang Menarik :
- “Usaha itu bisa diciptakan, bukan hanya diturunkan"
- Inspiratif sekali, belajar banyak deh pokoknya
- Bahasanya rendah hati, tidak menggurui
- Dari keluarga yang sederhana pun bisa sukses
- Walaupun tidak menekuni dunia yang sama sesuai dengan bidang beliau saat kuliah, tapi tidak masalah tuh ternyata, bahkan CT sangat sukses
- Quotes-quotesnya menarik, dan ada rekam jejak gambarnya
Comments
Post a Comment