tak usah terlampau menghitungnya
berdasarkan pendapatan pahala
Toh jauh-jauh hari
sebelum aku tahu rembulan dan mengerti udara
Ia telah menaburkan pahala yang tiada taranya.
Lahir lewat Ibuku yang mulia,
persediaan usia untuk mengabdi kepada-Nya
serta kesejahteraan
yang menghujaniku tanpa habis-habisnya.
Seluruhnya hadir tanpa kuminta,
sebab kalau mau jujur
tidak mungkinlah aku mengetahui persis
yang sebaiknya kuminta,
kecuali berpedoman kepada nilai-nilai-Nya
Maka
cukuplah kujalani saja hidup ini sewajar-wajarnya
tanpa
menjadi pedagang pahala dan balasan siksa
Toh Allah adalah administrator Agung
yang tak perlu kutagih janji-janji-Nya.
Jika aku berbuat bijak,
sama sekali tak berarti
aku telah berjasa kepada-Nya,
melainkan sekedar menabung kesejahteraan sendiri
untuk kelak di sana;
dan jika aku berlaku buruk
sungguh Ia tak lantas menjadi celaka karena-Nya,
melainkan aku sekedar menyulut api neraka
bagi diriku sendiri yang hina
Seberapa pahalaku,
kupasrahkan bulat-bulat kepada-Nya;
namun seberapa banyak saham siksaku
selalu kuingat sebaik-baiknya,
supaya aku tak rajin menambah tumpukannya.
Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna"
Karya "Emha Ainun Nadjib"
Comments
Post a Comment