Skip to main content

#SOKTAHU : KELUARGA SEBAGAI PLATFORM PENTING DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN



Perkembangan anak sangat ditentukan oleh pendidikan yang diberikan orangtuanya (mediaindonesia.com/thinkstock)
Perkembangan anak sangat ditentukan oleh pendidikan yang diberikan orangtuanya (mediaindonesia.com/thinkstock)













Karakter itu…
Terbangun sejak dini
Tak lepas dari peran orang tua sendiri
yang penuh dedikasi
mengemban tugas hingga kau mandiri

Manusia itu…
Ada merah, ada kuning, ada hijau
Mengapa kau sama ratakan?
Bukan di selaraskan?

Pendidikan itu…
Bukan 1 + 1 = 2
Harus up to date bukan jadi tempat nge-date 
Bukan soal hafalan tapi pengertian

Teknologi itu…
Harusnya membawa kemaslahatan
Bukan kerusakan
Harusnya mempermudah pemahaman
Jangan disalahgunakan


Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal anak sehingga pendidikan keluarga menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menciptakan generasi unggul.  Orangtua merupakan sosok yang dijadikan panutan bagi anak-anaknya dalam bersikap, berperilaku, hingga berucap. 

Cara pengasuhan anak di zaman dahulu tentu berbeda dengan zaman sekarang, perkembangan teknologi yang sangat pesat menjadi penyebabnya.  Orangtua pun dituntut untuk tidak gaptek (gagap teknologi) alias menjadikannya teman bukan lawan sehingga memudahkan orangtua itu sendiri untuk memantau perkembangan karakter anak.

Orangtua tak boleh gaptek (1kata.com)
Orangtua tak boleh gaptek (1kata.com)


Peran Keluarga
Dari puisi yang telah aku beberkan diawal, aku mau menggarisbawahi soal 4 peran penting keluarga dalam pendidikan anak, yaitu :

1. Pendidikan karakter
   Karakter adalah hal basic yang dimiliki setiap manusia, dan pendidikannya harus dimulai sejak dini.  Orangtua harus berperan aktif dalam hal ini, seperti :
  • Memberikan kesempatan kepada anak untuk bergaul dengan teman sebayanya
   Saat si kecil bersosialisasi, tentu anak akan menemukan banyak perbedaan serta keragaman yang mungkin terasa aneh bagi dia.  
   Nah, disini peran orang tua bahwa keragaman agama, suku, budaya, ras, dan bahasa di Indonesia adalah suatu kekayaan dan keindahan bangsa ini, yang tak perlu dicaci maki namun patut disyukuri.  
   Harapannya, sang anak mampu menghormati dan menghargai berbagai perbedaan yang dijumpainya.

Anak belajar bersosialisasi sekaligus bertanggung jawab (tugassekolah.com)
Anak belajar bersosialisasi sekaligus bertanggung jawab (tugassekolah.com)
  • Mengajak anak untuk membantu pekerjaan rumah sesuai dengan kemampuannya
    Anak diajak untuk belajar bertanggungjawab pada setiap hal yang dilakukan, ada konsekuensi yang harus ditanggung ketika hal itu tak terealisasi sesuai yang direncanakan.  
   Terbukti di Jepang, seperti di banyak video yang beredar, kalau sejak anak-anak mereka dididik untuk memilah sampah, mencuci alat makan, dan sebagainya, yang mampu membentuk karakter mereka menjadi sangat bertanggung jawab seperti yang kita lihat dari Negeri Sakura tersebut.

Dua hal diatas sebenarnya hanya secuil dari nilai-nilai karakter yang harus dicapai oleh rakyat Indonesia sesuai program dari Kemdikbud (diurutkan mulai gambar ke-1 hingga ke-3), seperti yang digambarkan pada bagan dibawah ini :

1.  4 Dimensi Pengolahan Karakter (Media Komunikasi dan Inspirasi Jendela Pendidikan dan Kebudayaan)
1.  4 Dimensi Pengolahan Karakter (Media Komunikasi dan Inspirasi Jendela Pendidikan dan Kebudayaan)


2.  Karakter yang baik secara umum (Media Komunikasi dan Inspirasi Jendela Pendidikan dan Kebudayaan)
2.  Karakter yang baik secara umum (Media Komunikasi dan Inspirasi Jendela Pendidikan dan Kebudayaan)

3.  5 Nilai utama masyarakat Indonesia (Media Komunikasi dan Inspirasi Jendela Pendidikan dan Kebudayaan)
3.  5 Nilai utama masyarakat Indonesia (Media Komunikasi dan Inspirasi Jendela Pendidikan dan Kebudayaan)

Pada akhirnya, keberhasilan pendidikan karakter dari orangtua kepada anak juga bergantung pada bagaimana orangtua dalam memposisikan diri, dalam hal ini harusnya orangtua hadir sebagai teman/tempat pertama untuk bercerita dan berdiskusi, sekaligus harus memastikan anak-anaknya berada di lingkungan yang aman, nyaman, dan menyenangkan.  Sebuah pekerjaan yang tak mudah…

2. Pengenalan potensi
     Potensi perlu dikenali sejak kecil, hal ini bisa untuk mencegah kejadian “salah jurusan” yang sering menjangkiti kaum milenial saat ini.  Lagi-lagi, orangtua harus berperan aktif dalam mengarahkan minat dan bakat sang anak (tentu tidak dengan memaksa sesuai keinginan orangtua) agar tidak menyesal di kemudian hari. 

3. Pemahaman mengenai hal yang dipelajari
     Dalam bersekolah, anak harus dididik untuk tidak terpaku pada nilai.  Pemahaman, tanggung jawab dan kejujuran saat menempuh pendidikan itu hal yang utama.  Saat nilai yang diraih itu baik, tentu itu bonus yang menggembirakan bagi anak serta orangtua.

4. Pengendalian teknologi
     Ini salah satu hal yang sangat krusial.  Teknologi yang sedang berkembang sedemikian liar, tentu idealnya untuk membantu manusia melakukan pekerjaan dengan lebih mudah, namun oknum-oknum yang tak bertanggungjawab juga telah memberikan sisi lain berupa dampak negatif dari kehadiran teknologi, seperti :
  • Pornografi
   Dibutuhkan pendidikan seksual sejak dini, seperti bagian mana di tubuh yang tak boleh disentuh oleh orang lain.  Edukasi tentang bahaya melihat pornografi semisal mampu menjadikan anak mengalami kerusakan otak hingga kehilangan akal sehat dengan bertindak asusila dengna orang lain. Secara moral, saat anda melihat pornografi, sebenarnya kalian sedang melecehkan bapak dan ibu anda secara tidak langsung (zina mata).
   Yang mungkin masih jarang orang tahu adalah pencegahan pornografi bisa dilakukan melalui aplikasi peramban seperti google chrome dengan mengaktifkan mode terbatas sehingga secara otomatis memfilter hal-hal yang buruk yang tidak layak dilihat oleh keluarga kalian.
 
Stop Pornografi (kompasiana.com)
Stop Pornografi (kompasiana.com)
 
  • Narkoba (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif)    
   Pecandu narkoba biasanya diawali dari mengkonsumsi rokok dan minum-minuman keras.  Narkoba juga menyebar luas akibat perkembangan teknologi.  Transaksi lewat jaringan bawah tanah sangat sering terjadi.      Orangtua harus terus memberi edukasi bahaya dari rokok, minuman keras, hingga narkoba yang bisa mengancam masa depannya.
 
Ayo Perangi Narkoba (voa-islam.com)
Ayo Perangi Narkoba (voa-islam.com)
 
  • Berita Hoax
    Hal ini seperti bola salju yang terus bergulir, semakin besar dan semakin besar.  Hoax biasanya dibuat untuk kepentingan golongan tertentu.  Bahkan yang semakin gila, ini sudah jadi pekerjaan bagi orang-orang tertentu dan dibayar untuk menyebar berita bohong.  Astaghfirullah 
   Lagi-lagi orang tua harus berperan, selalu mengingatkan untuk tabayyun, membaca dengan seksama (ini pentingnya sejak dini membaca buku), jangan emosional, dan yang terpenting, mengecek informasi tersebut dari sumber-sumber yang jelas, kalau sempat tidak hanya 1 sumber, melainkan lebih.
 
Hoax Bikin Otak Jadi Soak (twitter.com)
Hoax Bikin Otak Jadi Soak (twitter.com)
 
  • Radikalisme 
   Ajaran yang keliru, dan sering kebetulan orangnya membawa nama agama Islam, berdalih ini perintah agama.  Padahal Islam itu rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam semesta), tidak menghendaki adanya peperangan.  Peperangan hanya dilakukan jika Islam telah diserang (kalau dalam sepakbola biasa disebut Counter Attack, strategi yang biasa dipakai salah satunya oleh Jose Mourinho).
   Hal ini hanya bisa dicegah dengan edukasi agama Islam yang sebenarnya dan didorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang positif.


Stop Radikalisme & Terorisme (kompasiana.com)
Stop Radikalisme & Terorisme (kompasiana.com)


Dengan berbagai hal diatas, semoga generasi emas 2045 yang memiliki keunggulan kualitas karakter, literasi dasar, dan kompetensi (berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi) seperti yang diharapkan presiden mampu tercapai.  Aamiin…


#SahabatKeluarga #Pendidikan
  


Sumber Informasi :


Hafidz, N. (2018, Agustus 14). Mendisiplinkan Anak: Beda Kaki, Beda Sepatu. Retrieved from Sahabat Keluarga kemdikbud web site: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4937

Jatnika, Y. (2018, Agustus 9). Attachment Parenting Utamakan Kedekatan Ibu-Anak. Retrieved from Sahabat Keluarga Kemdikbud Web Site: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4929

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016, Desember). Penguatan Pendidikan Karakter. Retrieved from Media Komunikasi dan Inspirasi Jendela Pendidikan dan Kebudayaan: http://jendela.kemdikbud.go.id/?key=Penguatan%20Pendidikan%20Karakter:%20Menyiapkan%20Siswa%20dengan%20Karakter%20Mulia%20dan%20Kompetensi%20Abad%2021

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018, Juli). Tumbuhkan Karakter Anak dari Kemajumekan Indonesia. Retrieved from Media Komunikasi dan Inspirasi Jendela Pendidikan dan Kebudayaan: http://jendela.kemdikbud.go.id/?key=xxv-juli-2018#page-1


Comments

Popular posts from this blog

PUISI : AR ROZZAQ (YANG MAHA PENABUR REZEKI)

Andaikan cukup banyak orang  yang bersedia mengisi kehidupan dengan setia mencari bahan untuk mensyukuri kemahakayaan Tuhan Tentulah tak perlu kita bangun gedung yang terlalu tinggi, mesin-mesin industri, alat-alat muluk, konsumsi-konsumsi mewah yang hanya akan menjerat leher sendiri Namun inilah zaman dengan peradaban paling tinggi, di mana kebahagiaan dan kesejahteraan makin jauh untuk bisa digapai Inilah abad dengan kebudayaan paling gemerlap Di mana kesengsaraan manusia telah sampai pada titik paling mutlak dan rohani umat memasuki ruang yang paling gelap Inilah kurun sejarah  di mana rembulan telah bisa dijadikan layang-layang, di mana bumi digenggam cukup dengan alat satu dua inchi, di mana kemampuan perhubungan telah menjadi luas dunia menjadi satu mili, sehingga memungkinkan segala kebobrokan ini ditutup-tutupi. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL 'ALIIM (YANG MAHA MENGETAHUI)

Segala peristiwa, bagiku, hanya hampa Engkaulah yang mengajarkan Apakah ia rejeki atau bencana Dungu atau berilmu, bagiku, hanya bisu Engkaulah yang memberitahu Apakah ia sejati atau semu Miskin atau kaya, itu fatamorgana Engkaulah yang membukakan mata Untuk tahu harta yang baka Engkau... Gusti... Bertanya... Kenapa rejeki disebut bencana? Kenapa celaka dipujipuja? Kenapa ilmu menelan manusia? Kenapa miskin dianggap kaya? Kenapa oleh maya terbelalak mata? Beribu orang Gagal memahaminya Aku juga, Gusti, aku juga Namun ada Satu ilmu nyata Jika kepada-Mu kutumpahkan jiwa raga Tak ada bencana tak ada miskin papa Tak pernah sedih, tak sempat sia-sia Sebab Engkaulah Guru Yang Maha. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL BASHIR (YANG MAHA MELIHAT)

Tiada hal yang perlu kuperlihatkan kepada-Mu, Gustiku, Karena Engkau adalah Melihat itu sendiri, dan kalaupun aku bermaksud memperlihatkan sesuatu kepada-Mu, maka daya memperlihatkan itu pun tak lain adalah milik-Mu Tiada hal yang perlu kusembunyikan dari-Mu, Gustiku, karena setiap ruang persembunyian niscaya milik-Mu jua, dan kalaupun sesekali aku berusaha menyembunyikan sesuatu maka daya menyembunyikan itu hanyalah hasil pencurianku atas hukum-Mu Pernah kupasang topeng-topeng di wajahku, kulapiskan pakaian di badanku, kubungkuskan kepura-puraan  dihamburan kata-kata dan tingkah lakuku Namun selalu, Gustiku, diujung kepengecutan itu, akhirnya kutahu, bahwa kalau diantara selaksa kemungkinan ilmu-Mu, Engkau sediakan juga topeng-topeng penipu, tak lain itu adalah petunjuk agar aku berjuang melepaskan dan mencampakannya : Supaya aku peroleh Engkau Di akhir pengembaraanku. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna...