Skip to main content

REVIEW BUKU : INDONESIA BERDAULAT BERMARTABAT

Cover Buku Indonesia Berdaulat Bermartabat
Sinopsis Buku Indonesia Berdaulat Bermartabat

Judul : Indonesia Berdaulat Bermartabat

Penulis : Anggota Komisi I DPR RI Periode 2009-2014

Genre : Ilmu Pemerintahan

Penerbit : RMBOOKS

Tahun Terbit : 2014

Tebal Buku : 344 halaman

No ISBN : 978-602-7936-31-7

Harga Buku : 35.000 Rupiah (bukalapak.com)


Cerita Singkat :


Komisi I DPR RI tahun 2009-2014 secara umum membidangi 3 sektor, yaitu sektor pertahanan (termasuk intelijen), sektor komunikasi dan informasi, dan sektor hubungan luar negeri.  Ketiga sektor ini mempunyai peran yang cukup strategis dan memiliki korelasi dalam bidang yang satu dengan yang lain.   

Buku ini berisi tentang pemikiran-pemikiran dari beberapa anggota DPR mengenai ketiga bidang diatas, baik yang sudah dilakukan maupun belum.  Katanya sih, komisi I DPR RI ini adalah komisi yang “prestise” diantara komisi-komisi yang lain di DPR RI karena menyangkut keamanan negara, sehingga terlihat “sangar” gitu.



Sektor Pertahanan

Di era globalisasi seperti saat ini, ancaman kepada pertahanan tidak hanya melalui fisik saja, tetapi sudah melalui jaringan internet, atau biasa disebut dengan cyber crime.  

Tidak hanya TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang dikuatkan melalui peningkatan anggaran untuk modernisasi alutsista, namun juga untuk lembaga-lembaga lain seperti Badan Intelijen Negara (BIN) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang berurusan dengan dunia maya perlu mendapat dukungan dana maupun kerja sama militer dengan berbagai negara yang lebih untuk meningkatkan kinerjanya.

TNI menjadi garda terdepan pertahanan "fisik" Indonesia (rri.co.id)


Sektor Luar Negeri

Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memiliki kekuatan diplomasi yang cukup baik, dibuktikan dengan peran Indonesia di berbagai forum dunia seperti ASEAN, OKI, PBB, dan lain sebagainya.   

Untuk pengembangannya sendiri, Komisi I DPR RI berharap bahwa hubungan Internasional yang telah dibangun tidak hanya sebatas hubungan politik, namun bisa ditingkatkan levelnya agar berimplikasi atau memberi keuntungan pada ekonomi Indonesia.

Selain itu, Indonesia sesuai amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945 memiliki tugas untuk menciptakan perdamaian dunia seperti mendorong Palestina untuk merdeka, membantu negara yang terjajah, dan lain sebagainya.

Diplomat-diplomat terbaik dibutuhkan Indonesia untuk menjaga hubungan Internasional yang baik (kompasiana.com)


Sektor Komunikasi dan Informasi
Kemajuan teknologi tentu tidak bisa dibendung, kondisi ini tentu berbahaya jika suatu negara tidak siap menghadapinya.  

Secara teori, dengan memiliki gadget dapat mempermudah hidup manusia, maupun negara, namun jika disalahgunakan seperti membuat hoax (berita bohong), dan melakukan penipuan-penipuan di dunia maya, tentu hal ini akan meresahkan masyarakat.   

Konten-konten di televisi dan radio juga perlu ditingkatkan kualitasnya (mohon maaf, jangan seperti sinetron-sinetron yang beredar saat ini) dengan memperkuat fungsi Komisi Penyiaran Indonesia yang selama ini dirasa kurang tegas dalam menindak.   

Tidak lupa, Lembaga Penyiaran Publik seperti TVRI dan RRI harus direvitalisasi dan ditingkatkan anggarannya agar bisa menjadi alat diplomasi informasi ke dunia luas seperti BBC di Inggris, NHK di Jepang, dan sebagainya.

Teknologi tidak terbendung, Indonesia harus siap menghadapinya (liputan6.com)

Berpolitik (terutama dalam mengurus negara sebesar Indonesia) itu sebenarnya sangatlah tidak mudah, perbedaan pendapat yang bisa menjurus ke permusuhan sangat mungkin terjadi, terutama di internal DPR sendiri yang diisi dari berbagai partai politik (parpol) baik itu yang pro pemerintah maupun yang bukan.  

Harapan rakyat Indonesia, terutama untuk wakil rakyat tentu benar-benar menjadi wakil rakyat yang benar-benar berdedikasi untuk kemajuan negeri, bukan hanya wakil parpol yang mementingkan kepentingan parpol itu sendiri, karena kepercayaan rakyat terhadap DPR sebenarnya sudah di titik terendah.  Semoga pemerintah dan DPR bisa saling mendukung.



Terakhir, Buku ini sangat baik untuk menyadarkan kita bahwa Indonesia harus terus berbenah, boleh banget nih buku ini dibaca bagi kalian yang ingin berpolitik di tingkat negara dan memiliki passion dalam ketiga sektor diatas.




Yang Menarik :
  • Jarang ada buku seperti ini di Indonesia, membawa suatu nama institusi negara, membahas tentang kebijakan-kebijakan kenegaraan yang layak untuk diambil, ide-ide dari elite partai yang jarang diketahui rakyat, dan lain sebagainya sehingga rakyat bisa lebih open minded terhadap institusi negara, tidak hanya berburuk sangka karena melihat dari luarnya saja 


Yang Terasa Kurang :

  • Karena ide-ide yang dibangun di setiap topik dari beberapa orang, ada berbagai pengulangan kalimat, ide, dan sebagainya

  • Rakyat butuh buku-buku seperti ini, agar lebih mengerti mengenai kenegaraan, tidak asal kritik, bisa mendewasakan pikiran juga



Comments

Popular posts from this blog

PUISI : AR ROZZAQ (YANG MAHA PENABUR REZEKI)

Andaikan cukup banyak orang  yang bersedia mengisi kehidupan dengan setia mencari bahan untuk mensyukuri kemahakayaan Tuhan Tentulah tak perlu kita bangun gedung yang terlalu tinggi, mesin-mesin industri, alat-alat muluk, konsumsi-konsumsi mewah yang hanya akan menjerat leher sendiri Namun inilah zaman dengan peradaban paling tinggi, di mana kebahagiaan dan kesejahteraan makin jauh untuk bisa digapai Inilah abad dengan kebudayaan paling gemerlap Di mana kesengsaraan manusia telah sampai pada titik paling mutlak dan rohani umat memasuki ruang yang paling gelap Inilah kurun sejarah  di mana rembulan telah bisa dijadikan layang-layang, di mana bumi digenggam cukup dengan alat satu dua inchi, di mana kemampuan perhubungan telah menjadi luas dunia menjadi satu mili, sehingga memungkinkan segala kebobrokan ini ditutup-tutupi. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL BASHIR (YANG MAHA MELIHAT)

Tiada hal yang perlu kuperlihatkan kepada-Mu, Gustiku, Karena Engkau adalah Melihat itu sendiri, dan kalaupun aku bermaksud memperlihatkan sesuatu kepada-Mu, maka daya memperlihatkan itu pun tak lain adalah milik-Mu Tiada hal yang perlu kusembunyikan dari-Mu, Gustiku, karena setiap ruang persembunyian niscaya milik-Mu jua, dan kalaupun sesekali aku berusaha menyembunyikan sesuatu maka daya menyembunyikan itu hanyalah hasil pencurianku atas hukum-Mu Pernah kupasang topeng-topeng di wajahku, kulapiskan pakaian di badanku, kubungkuskan kepura-puraan  dihamburan kata-kata dan tingkah lakuku Namun selalu, Gustiku, diujung kepengecutan itu, akhirnya kutahu, bahwa kalau diantara selaksa kemungkinan ilmu-Mu, Engkau sediakan juga topeng-topeng penipu, tak lain itu adalah petunjuk agar aku berjuang melepaskan dan mencampakannya : Supaya aku peroleh Engkau Di akhir pengembaraanku. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna&

PUISI : AL 'ALIIM (YANG MAHA MENGETAHUI)

Segala peristiwa, bagiku, hanya hampa Engkaulah yang mengajarkan Apakah ia rejeki atau bencana Dungu atau berilmu, bagiku, hanya bisu Engkaulah yang memberitahu Apakah ia sejati atau semu Miskin atau kaya, itu fatamorgana Engkaulah yang membukakan mata Untuk tahu harta yang baka Engkau... Gusti... Bertanya... Kenapa rejeki disebut bencana? Kenapa celaka dipujipuja? Kenapa ilmu menelan manusia? Kenapa miskin dianggap kaya? Kenapa oleh maya terbelalak mata? Beribu orang Gagal memahaminya Aku juga, Gusti, aku juga Namun ada Satu ilmu nyata Jika kepada-Mu kutumpahkan jiwa raga Tak ada bencana tak ada miskin papa Tak pernah sedih, tak sempat sia-sia Sebab Engkaulah Guru Yang Maha. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"