Paris, ya Paris
Kota Cinta
sebutannya
Menara Eiffel
itu simbolnya
Sungai menjadi
saksinya
Gembok menjadi
pengikatnya
Paris, ya Paris
Elok nian kotamu
Cantik juga
parasmu
Tata Kota yang
apik menjadi ciri khasmu
Membuat orang berduyun-duyun
mengunjungimu
Paris, ya Paris
Kotoran saja kau
tangani dengan hati
Demi indahnya
kota yang abadi
Kau bahkan
menjalankan ajaran agama Islam kami
Lebih dari
penganutnya sendiri
Di suatu saat,
aku nonton acara MegaCities di channel National Geographic, kebetulan acara itu
membahas soal kota Paris dari sisi lain, yaitu sisi bawah permukaannya. Kalau biasanya kita lihat Paris dari terlihat
bagus dari atas permukaannya, tentu itu tidak lain dan tidak bukan juga karena
pengelolaan sistem bawah tanahnya (terutama masalah limbah) yang luar biasa
hebat.
Dari awal pembentukan kotanya, semua elemen masyarakat Paris concern mengenai pengelolaan limbah, mulai dari masyarakat yang dibentuk untuk cinta lingkungan, arsitek dan pemerintah yang merancang bagaimana caranya sistem limbah berjalan dengan baik, begitu pula dengan pekerja yang me-maintain sistem bawah tanah ini, semangat mereka tidak pernah padam walaupun dekat dengan maut akibat gas berbahaya seperti metana yang sangat membahayakan tubuh jika terus-menerus terhirup.
Dari awal pembentukan kotanya, semua elemen masyarakat Paris concern mengenai pengelolaan limbah, mulai dari masyarakat yang dibentuk untuk cinta lingkungan, arsitek dan pemerintah yang merancang bagaimana caranya sistem limbah berjalan dengan baik, begitu pula dengan pekerja yang me-maintain sistem bawah tanah ini, semangat mereka tidak pernah padam walaupun dekat dengan maut akibat gas berbahaya seperti metana yang sangat membahayakan tubuh jika terus-menerus terhirup.
Paris juga
memiliki sistem wastewater treatment plant yang
canggih juga, air limbah bisa dimurnikan menjadi air yang layak konsumsi bagi
semua orang.
Untuk sistem
pengelolaan air hujan itu berbeda lagi, yang jelas sistem drainase air hujan
dan air limbah dipisah. Jika dalam
saluran air hujan terjadi overflow
atau sampai batas yang ditentukan, ada pompa air maupun pintu khusus untuk
mengalirkan air hujan itu langsung ke sungai.
Yang juga
berbeda dengan kota-kota di Indonesia, terutama di Malang, yaitu sistem bawah
tanah yang juga mengakomodir kabel dan fiber optik, jadi terowongan/manhole nya sangat fungsional sekali,
tidak ada kabel-kabel ruwet di atas permukaan yang sangat mengganggu estetika.
Yap, itulah
Paris, semoga Malang bisa meniru soal sistem-sistem bawah permukaannya
Aku ada sedikit
saran untuk pemerintah kota Malang untuk penanganan limbah.
1. IPAL Komunal tidak efektif, kenapa?
1. IPAL Komunal tidak efektif, kenapa?
Karena sudah saatnya membangun jaringan limbah yang
lebih menyeluruh, bukan hanya dipikir per part, seperti pembuat mainan lego,
berpikir secara besar baru dibagi ke part-part yang lebih kecil untuk dirangkai
kembali bagi pembelinya
Jika tidak bisa IPAL skala kota seperti Paris maupun di kota-kota besar Indonesia seperti Bandung, Yogyakarta, dan lain sebagainya, karena tata kota Malang sudah bikin pusing kepala
kalau dibikin blue print pengelolaan limbahnya, sepertinya bisa diterapkan IPAL
per kecamatan baru dimuarakan langsung ke sungai
2. Penanganan limbah B3 dari perusahaan harus diawasi
secara ketat, kalau perlu dikasih insentif demi lingkungan
Keserakahan orang sekarang yang ingin dapat uang
cepat, caranya yaa dengan membangun ruko, minimarket, dan perumahan
sebanyak-banyaknya.
Padahal,
kalau kita ambil contoh dari Paris, kenapa sih banyak orang yang ingin
berbondong-bondong kesana, yaa karena tata kota dan lingkungannya rapi, dijaga
dengan baik >
jadi pariwisata jalan, bisnis rumahan jalan, lingkungan akhirnya ikut terawat
berkat uang pelancong juga, make sense kan??
Bagaimana
Malang? Ini tentu tantangan bagi pemimpin yang baru…
Comments
Post a Comment