Skip to main content

REVIEW BUKU : BONGKAR!

Cover Buku Bongkar!
Sinopsis Buku Bongkar!
Judul : Bongkar!
Penulis : Inu Kencana Syafiie
Genre : Autobiografi
Penerbit : PT. Mizan Pustaka
Tahun Terbit : 2011
Tebal Buku : 253 halaman
No ISBN : 978-979-433-636-6
Harga Buku : 49.000 Rupiah (mizanstore.com)


Cerita Singkat :
“Kebenaran kadang memang menyakitkan” - Anonim
Prajurit bertubuh kecil namun memiliki keberanian yang sangat besar.  Itulah pandangan saya terhadap sosok Inu Kencana Syafiie, melalui buku-buku yang ditulisnya, salah satu diantaranya adalah buku berjudul Bongkar!  Ditulis oleh beliau sendiri, buku ini menceritakan perjalanan hidup dirinya yang benar-benar penuh tantangan dan cukup menegangkan.

“Urang awak (Orang Asli Minangkabau)” ini merupakan bungsu dari 12 bersaudara.  Sejak remaja, beliau sudah ditinggal wafat oleh kedua orangtuanya.  Hidupnya nomaden (berpindah-pindah), dari Jakarta sampai ke ujung timur Indonesia (Papua) dilaluinya penuh keprihatinan.  Bertemu dengan belahan jiwanya di Papua, akhirnya beliau memiliki 3 anak hasil perkawinannya tersebut.

STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri) adalah sekolah yang cenderung mengkaji ilmu pemerintahan sebagai ilmu terapan (applied science) sehingga lulusannya diharapkan menjadi kader pemimpin pemerintahan dalam negeri yang siap pakai.  

STPDN menjadi primadona saat itu, kepastian menjadi pegawai negeri, gratis akomodasi saat sekolah menjadi daya tarik sendiri bagi orang tua pelajar.  Akhirnya, berbagai cara pun dilakukan untuk masuk sekolah itu, semua uang dan koneksi dipakai untuk memuluskan langkah. Bayangkan sendiri bagaimana rusaknya institusi yang dari awal masuknya saja sudah KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).

Bagai polisi yang lagi “haus” akan uang pasti berharap banyak orang yang melanggar, STPDN semakin rusak karena stakeholdernya sendiri memang seperti tidak punya akal sehat.  Berbagai kasus ditutup-tutupi, mulai dari kasus pembunuhan, narkoba, hingga seks bebas, semua demi institusi yang “terlihat” baik dan stakeholder yang “kenyang” akan uang.   

Demi cita-citanya untuk memajukan Indonesia, Inu Kencana Syafiie pun dengan berani membongkar itu semua walaupun mendapat berbagai ancaman pembunuhan dan pengusiran. 

Kasus Kekerasan di STPDN yang telah bocor ke media (liputan6.com)

Mau tahu kisah selengkapnya? Bagaimana Inu Kencana Syafiie dan keluarga menghadapi berbagai tantangan? Bagaimana harusnya kita bersikap akan kesalahan-kesalahan di sekitar kita? Bahkan kalau perlu mempertaruhkan nyawa demi kebenaran? Baca dong buku ini! 

Yang Menarik :
  • Kejujuran dan Keberanian sang tokoh benar-benar menginspirasi dikala banyak orang yang lebih mengejar kepentingan diri sendiri dibandingkan kemaslahatan umat
  • Tidak hanya soal membongkar “borok” di STPDN, namun ada sedikit cuplikan mengenai cerita keimanan beliau yang sangat-sangat percaya akan pertolongan Tuhan

Yang Terasa Kurang :
  • Karena alurnya maju mundur berulang-ulang (karena setiap topik dikumpulkan menjadi satu seperti topik upaya pengusiran dan pembunuhan), kadang bingung ini kejadian saat tokoh sedang menjabat apa, sudah punya istri atau belum, dan sebagainya

Comments

Popular posts from this blog

PUISI : AR ROZZAQ (YANG MAHA PENABUR REZEKI)

Andaikan cukup banyak orang  yang bersedia mengisi kehidupan dengan setia mencari bahan untuk mensyukuri kemahakayaan Tuhan Tentulah tak perlu kita bangun gedung yang terlalu tinggi, mesin-mesin industri, alat-alat muluk, konsumsi-konsumsi mewah yang hanya akan menjerat leher sendiri Namun inilah zaman dengan peradaban paling tinggi, di mana kebahagiaan dan kesejahteraan makin jauh untuk bisa digapai Inilah abad dengan kebudayaan paling gemerlap Di mana kesengsaraan manusia telah sampai pada titik paling mutlak dan rohani umat memasuki ruang yang paling gelap Inilah kurun sejarah  di mana rembulan telah bisa dijadikan layang-layang, di mana bumi digenggam cukup dengan alat satu dua inchi, di mana kemampuan perhubungan telah menjadi luas dunia menjadi satu mili, sehingga memungkinkan segala kebobrokan ini ditutup-tutupi. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL BASHIR (YANG MAHA MELIHAT)

Tiada hal yang perlu kuperlihatkan kepada-Mu, Gustiku, Karena Engkau adalah Melihat itu sendiri, dan kalaupun aku bermaksud memperlihatkan sesuatu kepada-Mu, maka daya memperlihatkan itu pun tak lain adalah milik-Mu Tiada hal yang perlu kusembunyikan dari-Mu, Gustiku, karena setiap ruang persembunyian niscaya milik-Mu jua, dan kalaupun sesekali aku berusaha menyembunyikan sesuatu maka daya menyembunyikan itu hanyalah hasil pencurianku atas hukum-Mu Pernah kupasang topeng-topeng di wajahku, kulapiskan pakaian di badanku, kubungkuskan kepura-puraan  dihamburan kata-kata dan tingkah lakuku Namun selalu, Gustiku, diujung kepengecutan itu, akhirnya kutahu, bahwa kalau diantara selaksa kemungkinan ilmu-Mu, Engkau sediakan juga topeng-topeng penipu, tak lain itu adalah petunjuk agar aku berjuang melepaskan dan mencampakannya : Supaya aku peroleh Engkau Di akhir pengembaraanku. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna&

PUISI : AL 'ALIIM (YANG MAHA MENGETAHUI)

Segala peristiwa, bagiku, hanya hampa Engkaulah yang mengajarkan Apakah ia rejeki atau bencana Dungu atau berilmu, bagiku, hanya bisu Engkaulah yang memberitahu Apakah ia sejati atau semu Miskin atau kaya, itu fatamorgana Engkaulah yang membukakan mata Untuk tahu harta yang baka Engkau... Gusti... Bertanya... Kenapa rejeki disebut bencana? Kenapa celaka dipujipuja? Kenapa ilmu menelan manusia? Kenapa miskin dianggap kaya? Kenapa oleh maya terbelalak mata? Beribu orang Gagal memahaminya Aku juga, Gusti, aku juga Namun ada Satu ilmu nyata Jika kepada-Mu kutumpahkan jiwa raga Tak ada bencana tak ada miskin papa Tak pernah sedih, tak sempat sia-sia Sebab Engkaulah Guru Yang Maha. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"