Skip to main content

#SOKTAHU : PILKADA KOTA MALANG


Pertarungan 3 paslon untuk merebut kekuasaan di Bumi Arema (nusantara.news)

Pesta Demokrasi telah dihelat
129 hari lelah mengumbar janji
Melawan lupa untuk kepentingan rakyat
Bangunlah daerah dengan hati

Menang pilkada,
seperti awal masuk sekolah
Senang luar biasa, 
tapi luar biasa menegangkan lah

Tak terasa, sudah H+3 Pilkada serentak telah digelar, aku sih mau review sedikit tentang pilkada malang yang kali ini sangat menarik dalam arti buruk. 

Bagaimana tidak, dua calon walikota (cawali) tersandung kasus dugaan korupsi terkait suap pembahasan APBD-P Pemkot Malang Tahun Anggaran 2015, yang satu wali kota, yang satunya anggota legislatif.

Abah Anton tetap dengan gayanya yaitu tersenyum walaupun telah memakai rompi oranye (makassar.tribunnews.com)

Ya'qud Ananda Gudban mencoba menghindari wartawan saat ditanya perihal kasus korupsi ini (Abah Anton tetap dengan gayanya yaitu tersenyum walaupun telah memakai rompi oranye (makassar.tribunnews.com)

Dana yang dikorupsi menurutku kecil banget sih, yang biasanya kalau elit pemerintah kalau korupsi sampai miliaran, ini “cuma” 700 juta dan dibagi ke banyak anggota legislatif, mungkin di pikiran mereka kalau sedikit nggak bakal kelihatan kali yaa, wkwkwk… 

Padahal keuangan mereka, terutama cawali-cawalinya itu sudah sangat cukup disaat banyak warga Malang masih nyari uang untuk sekedar hidup, terbukti di gambar berikut ini :

Total Harta Kekayaan masing-masing Paslon (malangtoday.net) 

DASAR SERAKAH!!!

Sedangkan cawali yang ketiga, yaitu Sutiaji juga bikin geeeerrrr, bikin geleng-geleng kepala, sehari sebelum dilantik jadi plt. Wali kota punya istri baru, dan ternyata beliau cerai dengan istri yang lama bukan ditinggal mati, hmm… bagi ibu-ibu, ini sangat merusak reputasi, hehehe…

Untuk ketiga calon wakil walikota (cawawali) nya sendiri, jujur, aku nggak terlalu kenal, tapi katanya mereka adalah orang-orang penting yang cukup berpengaruh di dunia perpolitikan Kota Malang dan pernah/sedang menjabat sebagai pimpinan di beberapa organisasi maupun partai politik.

Kalau dilihat dari programnya sendiri maupun dalam debat yang telah diselenggarakan, yaaaa tidak ada yang spesial dan inovatif untuk menyelesaikan masalah akut kota malang, seperti kemacetan, banjir, pasar kumuh, radikalisme di kampus, tata kota yang amburadul, korupsi, dan lain sebagainya.

Jargon masing-masing paslon (suryamalang.tribunnews.com)

Nah sekarang masalahnya, dari sekian banyak permasalahan diatas, kalian mau milih siapa? Kalau masyarakat yang “normal” harusnya milih yang tidak tersandung kasus korupsi bahkan tanpa perlu melihat programnya.  Tidak imbang adalah kata yang tepat buat kontestasi pilkada kali ini.

Aku sih sebagai warga ngalam, bingung, tenan bingung, kayak nggak punya pilihan gitu, mungkin banyak warga Malang yang merasa seperti itu. #TerpaksaMemilih harusnya jadi trending topic di kalangan warga kota ini. Tapi, bagai dua sisi mata uang, jika tidak memilih, bagaimana dengan 5 tahun kedepan?

Nah, akhirnya setelah pemilihan, bener to kataku, yang dilihat oleh warga Malang adalah yang tidak korupsi, yaitu pasangan calon (paslon) no.3. Walaupun paslon lain sebenarnya masih dipilih dengan catatan cawawali nya yang akan menjadi walikota jika menang, tapi ternyata pemilih tidak mau mengambil resiko tersebut.

Namun, dari pilkada Kota Malang tahun ini, ada catatan lain yang cukup penting :
  1. Data dari KPU menunjukkan golput menyentuh angka 35%, tidak sampai target KPU yang hanya 23% 
  2. Yang patut dicermati adalah pemilih paslon no 3 masih dibawah 50%, berarti kepercayaan publik atas paslon no.3 masih sangat rendah

Tentu ini tantangan bagi Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko untuk membuktikan kepada Warga Malang untuk membuat Malang lebih SAE, sesuai taglinenya.

Sumber Informasi :

Puspita, R. (2018, Maret 22). KPK Duga Wali Kota dan Anggota DPRD Malang Korupsi Massal. Retrieved from Republika.co.id Web site: https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/18/03/22/p5yexu428-kpk-duga-wali-kota-dan-anggota-dprd-malang-korupsi-massal

Comments

Popular posts from this blog

PUISI : AR ROZZAQ (YANG MAHA PENABUR REZEKI)

Andaikan cukup banyak orang  yang bersedia mengisi kehidupan dengan setia mencari bahan untuk mensyukuri kemahakayaan Tuhan Tentulah tak perlu kita bangun gedung yang terlalu tinggi, mesin-mesin industri, alat-alat muluk, konsumsi-konsumsi mewah yang hanya akan menjerat leher sendiri Namun inilah zaman dengan peradaban paling tinggi, di mana kebahagiaan dan kesejahteraan makin jauh untuk bisa digapai Inilah abad dengan kebudayaan paling gemerlap Di mana kesengsaraan manusia telah sampai pada titik paling mutlak dan rohani umat memasuki ruang yang paling gelap Inilah kurun sejarah  di mana rembulan telah bisa dijadikan layang-layang, di mana bumi digenggam cukup dengan alat satu dua inchi, di mana kemampuan perhubungan telah menjadi luas dunia menjadi satu mili, sehingga memungkinkan segala kebobrokan ini ditutup-tutupi. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL BASHIR (YANG MAHA MELIHAT)

Tiada hal yang perlu kuperlihatkan kepada-Mu, Gustiku, Karena Engkau adalah Melihat itu sendiri, dan kalaupun aku bermaksud memperlihatkan sesuatu kepada-Mu, maka daya memperlihatkan itu pun tak lain adalah milik-Mu Tiada hal yang perlu kusembunyikan dari-Mu, Gustiku, karena setiap ruang persembunyian niscaya milik-Mu jua, dan kalaupun sesekali aku berusaha menyembunyikan sesuatu maka daya menyembunyikan itu hanyalah hasil pencurianku atas hukum-Mu Pernah kupasang topeng-topeng di wajahku, kulapiskan pakaian di badanku, kubungkuskan kepura-puraan  dihamburan kata-kata dan tingkah lakuku Namun selalu, Gustiku, diujung kepengecutan itu, akhirnya kutahu, bahwa kalau diantara selaksa kemungkinan ilmu-Mu, Engkau sediakan juga topeng-topeng penipu, tak lain itu adalah petunjuk agar aku berjuang melepaskan dan mencampakannya : Supaya aku peroleh Engkau Di akhir pengembaraanku. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna&

PUISI : AL 'ALIIM (YANG MAHA MENGETAHUI)

Segala peristiwa, bagiku, hanya hampa Engkaulah yang mengajarkan Apakah ia rejeki atau bencana Dungu atau berilmu, bagiku, hanya bisu Engkaulah yang memberitahu Apakah ia sejati atau semu Miskin atau kaya, itu fatamorgana Engkaulah yang membukakan mata Untuk tahu harta yang baka Engkau... Gusti... Bertanya... Kenapa rejeki disebut bencana? Kenapa celaka dipujipuja? Kenapa ilmu menelan manusia? Kenapa miskin dianggap kaya? Kenapa oleh maya terbelalak mata? Beribu orang Gagal memahaminya Aku juga, Gusti, aku juga Namun ada Satu ilmu nyata Jika kepada-Mu kutumpahkan jiwa raga Tak ada bencana tak ada miskin papa Tak pernah sedih, tak sempat sia-sia Sebab Engkaulah Guru Yang Maha. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"