Skip to main content

REVIEW BUKU : MENEMUKAN INDONESIA

Cover Buku Menemukan Indonesia (dokpri)
Sinopsis Buku Menemukan Indonesia (dokpri)

Judul : Menemukan Indonesia
Penulis : Pandji Pragiwaksono
Genre : Inspirasi/Kisah Perjalanan
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tahun Terbit : Cetakan ke-2, Mei 2016
Tebal Buku : 282 halaman
No ISBN : 978-602-291-143-2
Harga Buku : 55.000 (bukalapak.com)


Cerita Singkat :
Indonesia…
Beragam budaya
Beragam bahasa
Kuliner yang kaya
Terkenal rendah hati dan sederhana
Ramah serta suka menyapa
Warga Mancanegara
Adat ketimuran patut dijaga
Etika, juga Tutur Kata
Itu identitas kita

Tak semua negeri orang itu lebih hebat
Tak sedikit anak bangsa juara seantero jagat
Hasrat tuk maju trus dipupuk
Sekat-sekat perbedaan melapuk
Kotak-kotak semangat trus ditumpuk
Untuk Indonesia Juara

24 kota, 8 negara, 4 benua, selama 1 tahun.  Itulah perjalanan Pandji Pragiwaksono, seorang stand up comedian dalam tur dunianya yang pertama, yaitu Mesakke Bangsaku World Tour (MBWT).  Sosok yang dulu dikenal dari acara “Kena Deh” ini mengaku sangat cinta dengan Indonesia, dibuktikan dengan beberapa bukunya seperti NASIONALISME, dan Berani Mengubah.

Quote Pandji tentang Kegagalan (dokpri)
Quote Pandji tentang Kegagalan (dokpri)

Lewat tur dunianya, selain untuk menghibur orang, dia juga menantang dirinya sendiri untuk membawakan konten-konten “berbobot” bertemakan Indonesia.  Tentu tak mudah melucu sambil membuat orang “mikir”, tapi itulah yang berusaha dia coba, untuk menegaskan bahwa Indonesia layaknya negara lain, punya kelebihan sekaligus kekurangan.

Pandji juga membawa misi untuk melakukan perbandingan antara Indonesia dengan negeri di luar sana lewat mata kepalanya sendiri.  Lewat buku ini dia bercerita, bagaimana impresinya terhadap negara tersebut, destinasi wisata yang ada, infrastruktur transportasi, kuliner, dan tentunya antusiasme masyarakat sana menyaksikan pagelaran Stand Up Comedy nya.  Di bagian akhir dari setiap perjalanannya, Pandji selalu menulis kesimpulan perbandingan antara negara/kota yang dikunjungi dengan bumi pertiwi, dan intinya Indonesia juga punya ciri khas tak kalah hebat dengan negeri seberang.
 
Tanggapan orang luar terhadap Indonesia (dokpri)
Tanggapan orang luar terhadap Indonesia (dokpri)


Bagi kalian yang baru berencana pertama kali ke luar negeri, buku ini juga bisa jadi referensi/guide book karena menyertakan pula kebutuhan-kebutuhan sebelum pra perjalanan.  Buku ini bagiku sangat menginspirasi dan worth it untuk dibeli siapa saja.  Kita bangsa yang masih butuh belajar dan terus belajar dari negara lain juga yang lebih maju dalam beberapa aspek, namun kita juga wajib percaya diri atas kualitas anak bangsa sendiri agar mampu menjadi macan asia kembali.

Selamat membaca…


Yang Menarik : 
  • Kualitas tulisan, diselingi berbagai foto yang menarik bikin betah untuk baca buku ini berulang kali 
  • Inspiratif, untuk pembelajaran sekaligus meningkatkan percaya diri bangsa
 
Quote Pandji tentang pelarangan (dokpri)
Quote Pandji tentang pelarangan (dokpri)

Comments

Popular posts from this blog

PUISI : AR ROZZAQ (YANG MAHA PENABUR REZEKI)

Andaikan cukup banyak orang  yang bersedia mengisi kehidupan dengan setia mencari bahan untuk mensyukuri kemahakayaan Tuhan Tentulah tak perlu kita bangun gedung yang terlalu tinggi, mesin-mesin industri, alat-alat muluk, konsumsi-konsumsi mewah yang hanya akan menjerat leher sendiri Namun inilah zaman dengan peradaban paling tinggi, di mana kebahagiaan dan kesejahteraan makin jauh untuk bisa digapai Inilah abad dengan kebudayaan paling gemerlap Di mana kesengsaraan manusia telah sampai pada titik paling mutlak dan rohani umat memasuki ruang yang paling gelap Inilah kurun sejarah  di mana rembulan telah bisa dijadikan layang-layang, di mana bumi digenggam cukup dengan alat satu dua inchi, di mana kemampuan perhubungan telah menjadi luas dunia menjadi satu mili, sehingga memungkinkan segala kebobrokan ini ditutup-tutupi. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL BASHIR (YANG MAHA MELIHAT)

Tiada hal yang perlu kuperlihatkan kepada-Mu, Gustiku, Karena Engkau adalah Melihat itu sendiri, dan kalaupun aku bermaksud memperlihatkan sesuatu kepada-Mu, maka daya memperlihatkan itu pun tak lain adalah milik-Mu Tiada hal yang perlu kusembunyikan dari-Mu, Gustiku, karena setiap ruang persembunyian niscaya milik-Mu jua, dan kalaupun sesekali aku berusaha menyembunyikan sesuatu maka daya menyembunyikan itu hanyalah hasil pencurianku atas hukum-Mu Pernah kupasang topeng-topeng di wajahku, kulapiskan pakaian di badanku, kubungkuskan kepura-puraan  dihamburan kata-kata dan tingkah lakuku Namun selalu, Gustiku, diujung kepengecutan itu, akhirnya kutahu, bahwa kalau diantara selaksa kemungkinan ilmu-Mu, Engkau sediakan juga topeng-topeng penipu, tak lain itu adalah petunjuk agar aku berjuang melepaskan dan mencampakannya : Supaya aku peroleh Engkau Di akhir pengembaraanku. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna&

PUISI : AL 'ALIIM (YANG MAHA MENGETAHUI)

Segala peristiwa, bagiku, hanya hampa Engkaulah yang mengajarkan Apakah ia rejeki atau bencana Dungu atau berilmu, bagiku, hanya bisu Engkaulah yang memberitahu Apakah ia sejati atau semu Miskin atau kaya, itu fatamorgana Engkaulah yang membukakan mata Untuk tahu harta yang baka Engkau... Gusti... Bertanya... Kenapa rejeki disebut bencana? Kenapa celaka dipujipuja? Kenapa ilmu menelan manusia? Kenapa miskin dianggap kaya? Kenapa oleh maya terbelalak mata? Beribu orang Gagal memahaminya Aku juga, Gusti, aku juga Namun ada Satu ilmu nyata Jika kepada-Mu kutumpahkan jiwa raga Tak ada bencana tak ada miskin papa Tak pernah sedih, tak sempat sia-sia Sebab Engkaulah Guru Yang Maha. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"