Skip to main content

REVIEW BUKU : TERAPI BERPIKIR POSITIF

Cover Buku Terapi Berpikir Positif (dokpri)
Sinopsis Buku Terapi Berpikir Positif (dokpri)

Judul : Terapi Berpikir Positif
Penulis : Dr. Ibrahim Elfiky
Genre : Psikologi
Penerbit : Zaman
Tahun Terbit : Cetakan ke-32, 2014
Tebal Buku : 347 halaman
No ISBN : 978-602-1687-05-5 
Harga Buku : 86.000 Rupiah diskon 20% jadi 68.800 (penerbitzaman.com) 


Cerita Singkat :
Pikiran
Bisa jadi kawan
Maupun lawan
Kendali ada di tangan
Juga pengaruh dari lingkungan
Mengantar ke puncak tertinggi
Atau menghilang ditelan bumi


Jenis-jenis pikiran positif (twitter.com)
Jenis-jenis pikiran positif (twitter.com)

Siapa itu Dr. Ibrahim Elfiky? Pasti kalian banyak yang tak tahu, begitu pula aku yang awalnya tak kenal beliau.  Dulu, kenapa beli buku ini, karena tertarik dengan judulnya aja.  “Terapi Berpikir Positif”, mungkin kelihatan tak menarik bagi sebagian orang, tapi tidak bagiku.   

Bagaimana pikiran bisa di terapi? Ternyata ada juga polarisasi antara pikiran positif dan negatif, dan ada juga orang yang mau mendalaminya.  Apalagi termasuk international bestseller, jadi tambah ingin beli.

Ternyata, Dr. Ibrahim Elfiky adalah motivator muslim dunia kelahiran Mesir yang telah menetap di Kanada.  Perjalanan hidupnya sungguh menginspirasi, jatuh bangun beliau lewati hingga sampai posisi saat ini.   

Diambil dari berbagai sumber, saat masih kecil, ia selalu bermimpi suatu saat nanti dirinya akan menjadi orang sukses, menjadi direktur utama di sebuah hotel berbintang yang terkenal.  Namun, akibat tanggapan negatif dari lingkungan sekitar, beliau sempat mengubur mimpinya itu.

Setelah lulus dari pendidikannya di bidang perhotelan, ia nekat menuju Kanada untuk mewujudkan impian masa kecilnya.  Tak semudah yang dibayangkan, itulah yang terjadi pada Dr. Ibrahim Elfiky, berbagai tantangan yang dihadapinya sempat membuatnya jatuh di jurang pesimisme akan diri sendiri.

Secara tiba-tiba, ada dorongan besar untuk melewati tembok besar dihadapannya.  Akhirnya dia mulai dengan menjadi seorang pencuci piring.  Dorongan itu muncul setelah bertemu dengan orangtua nya di mimpi dan mereka berkata,

“Anakku, ingatlah bahwa Allah tidak akan mengubah nasib satu kelompok, sehingga kelompok itu sendiri yang mengubah nasib mereka sendiri.”

Sempat memiliki karir yang baik setelah bekerja secara konsisten di hotel berbintang, ada suatu situasi di luar perkiraannya yang membuatnya kehilangan segalanya.  Tapi, dia teringat lagi perkataan orangtuanya,

“Anakku, apabila seseorang menutup satu pintumu, maka ingat Allah pasti membuka pintu yang lain.”

Singkat cerita, akhirnya beliau menjadi penulis buku (laku terjual sebanyak ±5.000 eksemplar dengan biaya mencetak dari tabungan pribadi) dan motivator muslim yang terkenal di dunia.

Perjalanan hidup dirinyalah yang menginspirasi dibuatnya buku terapi berpikir positif ini, berisi tentang pendalaman mengenai pikiran yang mampu mengubah hidup kalian (terutama keluar dari pemikiran-pemikiran negatif) disertai kisah-kisah nyata yang terjadi pada klien-kliennya dan bisa jadi kejadian itu juga terjadi pada kalian.

The Power of Mind (dokpri)
The Power of Mind (dokpri)

Sayangnya, beliau telah dipanggil ke rahmatullah pada tanggal 10 Februari 2012, tapi semoga amal jariyah beliau melalui buku-buku inspiratif yang diterbitkan terus bertambah hingga hari kiamat nanti.  Aamiin…

Selamat membaca…


Yang Menarik :
  • Bisa dibaca siapa saja, bukan hanya orang psikologi 
  • Membuat kita bisa mengenal lebih dalam tentang diri sendiri
  • Pengetahuan yang relevan sepanjang zaman

Yang Terasa Kurang/Saran : 
  • Bagi yang tak terbiasa membaca buku yang tebal, dengan tulisan yang padat dan jarang ada gambarnya.  Buku ini sebenarnya tak cocok buat kalian, tapi aku jamin isinya worth it untuk dibaca

Comments

Popular posts from this blog

PUISI : AR ROZZAQ (YANG MAHA PENABUR REZEKI)

Andaikan cukup banyak orang  yang bersedia mengisi kehidupan dengan setia mencari bahan untuk mensyukuri kemahakayaan Tuhan Tentulah tak perlu kita bangun gedung yang terlalu tinggi, mesin-mesin industri, alat-alat muluk, konsumsi-konsumsi mewah yang hanya akan menjerat leher sendiri Namun inilah zaman dengan peradaban paling tinggi, di mana kebahagiaan dan kesejahteraan makin jauh untuk bisa digapai Inilah abad dengan kebudayaan paling gemerlap Di mana kesengsaraan manusia telah sampai pada titik paling mutlak dan rohani umat memasuki ruang yang paling gelap Inilah kurun sejarah  di mana rembulan telah bisa dijadikan layang-layang, di mana bumi digenggam cukup dengan alat satu dua inchi, di mana kemampuan perhubungan telah menjadi luas dunia menjadi satu mili, sehingga memungkinkan segala kebobrokan ini ditutup-tutupi. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL BASHIR (YANG MAHA MELIHAT)

Tiada hal yang perlu kuperlihatkan kepada-Mu, Gustiku, Karena Engkau adalah Melihat itu sendiri, dan kalaupun aku bermaksud memperlihatkan sesuatu kepada-Mu, maka daya memperlihatkan itu pun tak lain adalah milik-Mu Tiada hal yang perlu kusembunyikan dari-Mu, Gustiku, karena setiap ruang persembunyian niscaya milik-Mu jua, dan kalaupun sesekali aku berusaha menyembunyikan sesuatu maka daya menyembunyikan itu hanyalah hasil pencurianku atas hukum-Mu Pernah kupasang topeng-topeng di wajahku, kulapiskan pakaian di badanku, kubungkuskan kepura-puraan  dihamburan kata-kata dan tingkah lakuku Namun selalu, Gustiku, diujung kepengecutan itu, akhirnya kutahu, bahwa kalau diantara selaksa kemungkinan ilmu-Mu, Engkau sediakan juga topeng-topeng penipu, tak lain itu adalah petunjuk agar aku berjuang melepaskan dan mencampakannya : Supaya aku peroleh Engkau Di akhir pengembaraanku. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna&

PUISI : AL 'ALIIM (YANG MAHA MENGETAHUI)

Segala peristiwa, bagiku, hanya hampa Engkaulah yang mengajarkan Apakah ia rejeki atau bencana Dungu atau berilmu, bagiku, hanya bisu Engkaulah yang memberitahu Apakah ia sejati atau semu Miskin atau kaya, itu fatamorgana Engkaulah yang membukakan mata Untuk tahu harta yang baka Engkau... Gusti... Bertanya... Kenapa rejeki disebut bencana? Kenapa celaka dipujipuja? Kenapa ilmu menelan manusia? Kenapa miskin dianggap kaya? Kenapa oleh maya terbelalak mata? Beribu orang Gagal memahaminya Aku juga, Gusti, aku juga Namun ada Satu ilmu nyata Jika kepada-Mu kutumpahkan jiwa raga Tak ada bencana tak ada miskin papa Tak pernah sedih, tak sempat sia-sia Sebab Engkaulah Guru Yang Maha. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"