Skip to main content

REVIEW BUKU : 55 MUTIARA AKHLAK

Cover Buku 55 Mutiara Akhlak
Sinopsis Buku 55 Mutiara Akhlak

Judul : 55 Mutiara Akhlak
Penulis : Veby Surya Wibawa (VBI_DJENGGOTEN)
Genre : Komik Islami
Penerbit : Zahira
Tahun Terbit : Cetakan ke-2, Oktober 2016
Tebal Buku : 118 halaman
No ISBN : 978-602-372-115-3
Harga Buku : 40.000 (tokopedia.com)


Cerita Singkat :
Akhlak…
Satu kata sebuah makna
Yang terlihat elum tentu kalian lihat
Depan dan belakang bisa beda 180 derajat
Bagaimana kata itu tersemat di hati sejawat
Hanya dia dan Tuhan yang tahu riwayat

Sebagai manusia, akhlak ada sesuatu yang luar biasa penting, entah apapun suku, agama, ras dan golongannya.  Saat lihat cover bukunya, sejujurnya biasa saja, tidak terlalu menarik.  Apalagi “mohon maaf”, aku sempat tidak percaya dengan berbagai judul yang memakai angka-angka, semisal “10 cara jitu blablabla…” dan lain sebagainya, hehehe…


Tapi ini komik bos, komik Islami, mungkin boleh dicoba, apalagi sang penulis pernah menulis serial 33 pesan nabi yang cukup laris di pasaran, apalagi ada kata-kata full warna, akhirnya coba deh dilihat. 
 
Kehilangan Harta versus Kehilangan Umur dengan sia-sia (dokpri)
Kehilangan Harta versus Kehilangan Umur dengan sia-sia (dokpri)

Ternyata pepatah bahwa jangan hanya lihat buku dari covernya itu terbukti tepat.  Buku ini sangat ringan (dari segi berat buku ^_^ dan substansinya), setiap sub bab kurang lebih hanya 2 halaman, dan full warna itu benar-benar membantu menyegarkan mata.


Pembahasannya mulai dari godaan dunia, putih bernoda, penjilat, hingga lari dari kematian.  Disertai pendapat sahabat-sahabat Nabi maupun Tabi’in yang insyaallah terpercaya, bacaan ini cukup menyenangkan untuk semua. 


O iya, for the record, walaupun buku ini komik islami, tapi karena Islam adalah agama universal, jadi banyak konten yang cocok tidak hanya buat kaum muslimin, tapi untuk semua manusia di muka bumi.


Selamat membaca…


Kematian pasti akan menghampirimu, kemanapun kamu menghindarinya (dokpri)
Kematian pasti akan menghampirimu, kemanapun kamu menghindarinya (dokpri)



Yang Menarik : 
  • Pembahasan-pembahasannya singkat, satu halaman untuk cerita, satu halaman untuk penjelasan mengenai sesuatu yang tepat
  • Full warna coy, hehehe

Yang Terasa Kurang/Saran : 
  • Tetap soal kualitas gambarnya, apa memang khasnya Indonesia mirip-mirip seperti itu (kayak komik Si Juki, atau Pengen Jadi Baik)? Aku nggak paham, hehehe.

Comments

Popular posts from this blog

PUISI : AR ROZZAQ (YANG MAHA PENABUR REZEKI)

Andaikan cukup banyak orang  yang bersedia mengisi kehidupan dengan setia mencari bahan untuk mensyukuri kemahakayaan Tuhan Tentulah tak perlu kita bangun gedung yang terlalu tinggi, mesin-mesin industri, alat-alat muluk, konsumsi-konsumsi mewah yang hanya akan menjerat leher sendiri Namun inilah zaman dengan peradaban paling tinggi, di mana kebahagiaan dan kesejahteraan makin jauh untuk bisa digapai Inilah abad dengan kebudayaan paling gemerlap Di mana kesengsaraan manusia telah sampai pada titik paling mutlak dan rohani umat memasuki ruang yang paling gelap Inilah kurun sejarah  di mana rembulan telah bisa dijadikan layang-layang, di mana bumi digenggam cukup dengan alat satu dua inchi, di mana kemampuan perhubungan telah menjadi luas dunia menjadi satu mili, sehingga memungkinkan segala kebobrokan ini ditutup-tutupi. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL BASHIR (YANG MAHA MELIHAT)

Tiada hal yang perlu kuperlihatkan kepada-Mu, Gustiku, Karena Engkau adalah Melihat itu sendiri, dan kalaupun aku bermaksud memperlihatkan sesuatu kepada-Mu, maka daya memperlihatkan itu pun tak lain adalah milik-Mu Tiada hal yang perlu kusembunyikan dari-Mu, Gustiku, karena setiap ruang persembunyian niscaya milik-Mu jua, dan kalaupun sesekali aku berusaha menyembunyikan sesuatu maka daya menyembunyikan itu hanyalah hasil pencurianku atas hukum-Mu Pernah kupasang topeng-topeng di wajahku, kulapiskan pakaian di badanku, kubungkuskan kepura-puraan  dihamburan kata-kata dan tingkah lakuku Namun selalu, Gustiku, diujung kepengecutan itu, akhirnya kutahu, bahwa kalau diantara selaksa kemungkinan ilmu-Mu, Engkau sediakan juga topeng-topeng penipu, tak lain itu adalah petunjuk agar aku berjuang melepaskan dan mencampakannya : Supaya aku peroleh Engkau Di akhir pengembaraanku. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna&

PUISI : AL 'ALIIM (YANG MAHA MENGETAHUI)

Segala peristiwa, bagiku, hanya hampa Engkaulah yang mengajarkan Apakah ia rejeki atau bencana Dungu atau berilmu, bagiku, hanya bisu Engkaulah yang memberitahu Apakah ia sejati atau semu Miskin atau kaya, itu fatamorgana Engkaulah yang membukakan mata Untuk tahu harta yang baka Engkau... Gusti... Bertanya... Kenapa rejeki disebut bencana? Kenapa celaka dipujipuja? Kenapa ilmu menelan manusia? Kenapa miskin dianggap kaya? Kenapa oleh maya terbelalak mata? Beribu orang Gagal memahaminya Aku juga, Gusti, aku juga Namun ada Satu ilmu nyata Jika kepada-Mu kutumpahkan jiwa raga Tak ada bencana tak ada miskin papa Tak pernah sedih, tak sempat sia-sia Sebab Engkaulah Guru Yang Maha. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"