Skip to main content

REVIEW BUKU : PENGEN JADI BAIK 3



Judul : Pengen Jadi Baik 3
Penulis : SQU
Genre : Komik Islami
Penerbit : Zahira
Tahun Terbit : Cetakan ke-1, Agustus 2016
Tebal Buku : 159 halaman
No ISBN : “nggak ada di toko buku”
Harga Buku : 45.000 Rupiah diskon 10% jadi 40.500 (tokobukucordoba.com)


Cerita Singkat :
Kalau tak mau kepalamu benjut
Jangan berkata kasar pada sesama
Perjalanan yang ditunggu-tunggu itu berlanjut
Menelusuri Indonesia dengan berbagai ceritanya

Pasti kalian bertanya-tanya, kenapa aku belum ngereview part ke-2, lalu loncat ke part-3.  The answer is buku ini pinjam dari teman, hahaha… Karena belum beli yang ke 2 jadi yaa terpaksa loncat.  Kalau ada kesempatan lain, insyaallah aku akan ngereview yang buku yang part-2 karena terasa aneh gitu kalau loncat, padahal ceritanya bersambung.

















Oke, lupakan permasalahannya.  Yuk sekarang kita bahas buku ini.  Inspiratif, ringan, lucu, natural, dan ngejleb.  Itulah komentar sebagian orang terhadap komik yang satu ini.  Tidak salah memang, karena di setiap part perjalanannya, ada kisah-kisah yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

Setelah part 1, ceritanya berlatar belakang di kota kelahiran komikus, yaitu Surabaya, dan dilanjutkan ke Jakarta (part 2 tak tahu kemana).  Disini bercerita tentang kehidupan di Pulau Garam (Madura) dan Jombang (kota tempat Abah menjalani kehidupan selama SMP dan SMA).

Tetap dengan kelucuan-kelucuan tak terduga, namun lebih kepada kehidupan pribadi dan sosial keluarga tersebut, seperti pekerjaan, sekolah, dan lain sebagainya.  Masih ada pesan-pesan tersirat maupun tersurat, namun tidak sebanyak di buku part 1.


Dengan gaya khas sentilan-sentilan tak menyakitkan, kisah keluarga Islami yang satu ini selalu memberi cahaya di malam yang gelap gulita.  Aku ambil contoh seperti kebiasaan tidak menghabiskan makanan, atau lebih semangat belajar bahasa asing diluar bahasa arab (padahal Al-Qur’an turun dengan bahasa arab), maupun cara memperlakukan orang tua.

Banyak hal bermanfaat yang berbeda dari buku pertama, bisa kalian dapat dari buku ini. 

“Jika kalian mampu membeli makanan sampai berpuluh-puluh ribu dan lewat begitu saja, kenapa kalian tak menyisihkan sedikit untuk makanan otak dan hati kalian yang akan bertahan sepanjang hidup kalian?”

Selamat membaca…
 











Yang Menarik : 
  • Tetap lucu, dan inspiratif
  • Mengulik lebih dalam mengenai kehidupan sosial dalam Islam
  • Bagiku, harga buku ini cukup terjangkau tapi tidak murahan

Comments

Popular posts from this blog

PUISI : AR ROZZAQ (YANG MAHA PENABUR REZEKI)

Andaikan cukup banyak orang  yang bersedia mengisi kehidupan dengan setia mencari bahan untuk mensyukuri kemahakayaan Tuhan Tentulah tak perlu kita bangun gedung yang terlalu tinggi, mesin-mesin industri, alat-alat muluk, konsumsi-konsumsi mewah yang hanya akan menjerat leher sendiri Namun inilah zaman dengan peradaban paling tinggi, di mana kebahagiaan dan kesejahteraan makin jauh untuk bisa digapai Inilah abad dengan kebudayaan paling gemerlap Di mana kesengsaraan manusia telah sampai pada titik paling mutlak dan rohani umat memasuki ruang yang paling gelap Inilah kurun sejarah  di mana rembulan telah bisa dijadikan layang-layang, di mana bumi digenggam cukup dengan alat satu dua inchi, di mana kemampuan perhubungan telah menjadi luas dunia menjadi satu mili, sehingga memungkinkan segala kebobrokan ini ditutup-tutupi. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL BASHIR (YANG MAHA MELIHAT)

Tiada hal yang perlu kuperlihatkan kepada-Mu, Gustiku, Karena Engkau adalah Melihat itu sendiri, dan kalaupun aku bermaksud memperlihatkan sesuatu kepada-Mu, maka daya memperlihatkan itu pun tak lain adalah milik-Mu Tiada hal yang perlu kusembunyikan dari-Mu, Gustiku, karena setiap ruang persembunyian niscaya milik-Mu jua, dan kalaupun sesekali aku berusaha menyembunyikan sesuatu maka daya menyembunyikan itu hanyalah hasil pencurianku atas hukum-Mu Pernah kupasang topeng-topeng di wajahku, kulapiskan pakaian di badanku, kubungkuskan kepura-puraan  dihamburan kata-kata dan tingkah lakuku Namun selalu, Gustiku, diujung kepengecutan itu, akhirnya kutahu, bahwa kalau diantara selaksa kemungkinan ilmu-Mu, Engkau sediakan juga topeng-topeng penipu, tak lain itu adalah petunjuk agar aku berjuang melepaskan dan mencampakannya : Supaya aku peroleh Engkau Di akhir pengembaraanku. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna&

PUISI : AL 'ALIIM (YANG MAHA MENGETAHUI)

Segala peristiwa, bagiku, hanya hampa Engkaulah yang mengajarkan Apakah ia rejeki atau bencana Dungu atau berilmu, bagiku, hanya bisu Engkaulah yang memberitahu Apakah ia sejati atau semu Miskin atau kaya, itu fatamorgana Engkaulah yang membukakan mata Untuk tahu harta yang baka Engkau... Gusti... Bertanya... Kenapa rejeki disebut bencana? Kenapa celaka dipujipuja? Kenapa ilmu menelan manusia? Kenapa miskin dianggap kaya? Kenapa oleh maya terbelalak mata? Beribu orang Gagal memahaminya Aku juga, Gusti, aku juga Namun ada Satu ilmu nyata Jika kepada-Mu kutumpahkan jiwa raga Tak ada bencana tak ada miskin papa Tak pernah sedih, tak sempat sia-sia Sebab Engkaulah Guru Yang Maha. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"