Skip to main content

REVIEW BUKU : PR WAR

Cover Buku PR WAR
Komentar tentang Buku PR WAR

Judul : PR WAR
Penulis : Firsan Nova
Genre : Komunikasi
Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)
Tahun Terbit : 2014
Tebal Buku : 302 halaman
No ISBN : 978-602-251-439-8
Harga Buku : 58.000 Rupiah diskon 15% jadi 49.300 (bukukita.com) 


Cerita Singkat : 
Gelembung bias
Istilah teknologi
Membuat persepsi
Setiap orang terkunci
Yang disukai
Muncul di permukaan
Yang dibenci
Hilang dari peradaban
Membentuk kata-kata
Yang mampu dipercaya
Itulah kunci media
Menggaet pemirsa

Salah satu quote di buku itu (dokpri)
Salah satu quote di buku itu (dokpri)


Sebuah buku yang ditulis saat terjadi kegaduhan di publik yang melibatkan Indonesia, seperti kasus penyadapan Australia kepada Indonesia, hingga konflik antara Presiden SBY dengan media. 


Whoever controls the media, controls the mind”, kata James Morrison, pentolan grup musik The Doors.  Pendapat itu sama sekali tidak salah, karena sekarang zamannya permainan persepsi publik yang dilancarkan masing-masing kubu dan menggunakan media sebagai mediatornya.
 

Artikel tentang Presiden SBY yang sempat "tidak sepaham" dengan media (dokpri)
Artikel tentang Presiden SBY yang sempat "tidak sepaham" dengan media (dokpri)


Semua berlomba-lomba membentuk media untuk memenangkan hati dan pikiran publik.  Kita ambil contoh tentang Korea Utara (Korut) yang “katanya” sedang mengalami krisis ekonomi sehingga berusaha memperbaiki hubungan dengan Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat. 

Mereka akhirnya menuruti permintaan kedua negara tersebut dengan menghancurkan laboratorium nuklir mereka dengan disaksikan oleh berbagai media dari segala penjuru dunia. 

Dengan harapan, Korut yang dulu tertutup dan terlihat menakutkan karena melakukan uji coba dan berbagai ancaman nuklir mampu diterima berbagai negara sehingga terjalinlah persahabatan serta hubungan dagang yang tentu juga menguntungkan secara ekonomi bagi Korut. 

Terlihat Korut sadar bahwa kekuatan media yang sangat kuat mampu merubah persepsi terhadap suatu bangsa.  Walaupun ada info berseliweran, lagi-lagi lewat media bahwa secara diam-diam masih ada laboratorium nuklir lain di Korut.

Namun diluar itu, lagi-lagi tentang perang propaganda.  Siapa yang lebih dipercaya dan memiliki track record baik akan lebih dipercaya publik.  Media sebagai entitas paling powerful tentu dituntut untuk menggunakannya dengan bijak.

Tanpa publisitas, maka tidak akan ada dukungan publik, dan tanpa dukungan publik, setiap negara akan hancur (dokpri)
Tanpa publisitas, maka tidak akan ada dukungan publik, dan tanpa dukungan publik, setiap negara akan hancur (dokpri)

Nah, dalam buku ini dibahas banyak hal secara terperinci, mulai dari soal salah persepsi mengenai krisis, manajemen krisis, cara menaklukkan media serta mengendarai isu, hingga how to memenangkan simpati publik.

Buku ini cocok untuk kalian sebagai pemimpin organisasi/perusahaan, maupun kalian yang belajar ilmu komunikasi serta manajemen.  

Krisis yang bisa dimaknai berbeda (dokpri)
Krisis yang bisa dimaknai berbeda (dokpri)

Selamat membaca…


Yang Menarik :

  • Banyak cerita pada zaman itu yang berhubungan dengan cara berkomunikasi tokoh-tokoh terkenal dunia serta akibat yang ditimbulkan ditampilkan pada buku ini
  • Runtut, mulai dari teori sampai praktek, cara research hingga tips-tips sederhana dalam berkomunikasi dan menangani krisis
  • Terdapat kode etik dari berbagai negara dan organisasi yang bisa dibandingkan batasan-batasannya
  • Sosial media sebagai media paling berpengaruh juga diceritakan mengenai potensi dan cara memanfaatkannya 
 
Butuh 20 tahun untuk membangun sebuah reputasi, dan 5 menit untuk menghancurkannya.  Jika kamu berpikir seperti itu, kamu akan melakukan sesuatu yang berbeda (dokpri)
Butuh 20 tahun untuk membangun sebuah reputasi, dan 5 menit untuk menghancurkannya.  Jika kamu berpikir seperti itu, kamu akan melakukan sesuatu yang berbeda (dokpri)

Comments

Popular posts from this blog

PUISI : AR ROZZAQ (YANG MAHA PENABUR REZEKI)

Andaikan cukup banyak orang  yang bersedia mengisi kehidupan dengan setia mencari bahan untuk mensyukuri kemahakayaan Tuhan Tentulah tak perlu kita bangun gedung yang terlalu tinggi, mesin-mesin industri, alat-alat muluk, konsumsi-konsumsi mewah yang hanya akan menjerat leher sendiri Namun inilah zaman dengan peradaban paling tinggi, di mana kebahagiaan dan kesejahteraan makin jauh untuk bisa digapai Inilah abad dengan kebudayaan paling gemerlap Di mana kesengsaraan manusia telah sampai pada titik paling mutlak dan rohani umat memasuki ruang yang paling gelap Inilah kurun sejarah  di mana rembulan telah bisa dijadikan layang-layang, di mana bumi digenggam cukup dengan alat satu dua inchi, di mana kemampuan perhubungan telah menjadi luas dunia menjadi satu mili, sehingga memungkinkan segala kebobrokan ini ditutup-tutupi. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL BASHIR (YANG MAHA MELIHAT)

Tiada hal yang perlu kuperlihatkan kepada-Mu, Gustiku, Karena Engkau adalah Melihat itu sendiri, dan kalaupun aku bermaksud memperlihatkan sesuatu kepada-Mu, maka daya memperlihatkan itu pun tak lain adalah milik-Mu Tiada hal yang perlu kusembunyikan dari-Mu, Gustiku, karena setiap ruang persembunyian niscaya milik-Mu jua, dan kalaupun sesekali aku berusaha menyembunyikan sesuatu maka daya menyembunyikan itu hanyalah hasil pencurianku atas hukum-Mu Pernah kupasang topeng-topeng di wajahku, kulapiskan pakaian di badanku, kubungkuskan kepura-puraan  dihamburan kata-kata dan tingkah lakuku Namun selalu, Gustiku, diujung kepengecutan itu, akhirnya kutahu, bahwa kalau diantara selaksa kemungkinan ilmu-Mu, Engkau sediakan juga topeng-topeng penipu, tak lain itu adalah petunjuk agar aku berjuang melepaskan dan mencampakannya : Supaya aku peroleh Engkau Di akhir pengembaraanku. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna&

PUISI : AL 'ALIIM (YANG MAHA MENGETAHUI)

Segala peristiwa, bagiku, hanya hampa Engkaulah yang mengajarkan Apakah ia rejeki atau bencana Dungu atau berilmu, bagiku, hanya bisu Engkaulah yang memberitahu Apakah ia sejati atau semu Miskin atau kaya, itu fatamorgana Engkaulah yang membukakan mata Untuk tahu harta yang baka Engkau... Gusti... Bertanya... Kenapa rejeki disebut bencana? Kenapa celaka dipujipuja? Kenapa ilmu menelan manusia? Kenapa miskin dianggap kaya? Kenapa oleh maya terbelalak mata? Beribu orang Gagal memahaminya Aku juga, Gusti, aku juga Namun ada Satu ilmu nyata Jika kepada-Mu kutumpahkan jiwa raga Tak ada bencana tak ada miskin papa Tak pernah sedih, tak sempat sia-sia Sebab Engkaulah Guru Yang Maha. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"