Politik Praktis…
Mencaplok artis
sebagai kader
Bikin politik
jadi seger
Semoga lawan ikut
keder
Artis jadi murid
dadakan
Butuh lebih dari
sekedar rupawan
Kecerdasan pun
wajib dikedepankan
DPR tak hanya
tempat pembelajaran
Marwah DPR
kembali jadi taruhan
Apa kehormatan
anggota dewan tinggal kenangan?
Caleg Artis…
Jika terpilih,
apa yang bisa kamu perbuat?
Bisakah engkau
berdebat?
Atau hanya
sekedar jadi tempat curhat?
Tapi tak mampu
berbuat?
Artis goes to
Politik
Kalau kita
ingat, fenomena artis masuk partai politik mulai heboh saat Pileg 2014, saat
itu sekitar 74 caleg mendaftar melalui berbagai partai. Sah-sah saja sih sebagai warga negara yang
baik bisa berkontribusi lewat apapun, termasuk terjun ke dunia politik.
Namun, jika kita
telisik lebih dalam, selalu timbul pertanyaan, kenapa artis? Simpel aja, untuk
menaikkan elektabilitas karena namanya public
figure itu sudah dikenal, itu rata-rata jawaban yang aku tahu dari pengamat
politik.
Nah, kenapa
artis mau diajak ke dunia yang tidak benar-benar mereka tahu? Apakah karena
sudah nggak laku? Selalu jawabannya ingin berkontribusi lebih untuk rakyat
setelah dirasa sudah cukup untuk menghibur rakyat lewat karya seni mereka,
okay, let’s be a positive thinking person.
Bagaimana dengan
kualitas mereka? Mampukah mereka secara mental (kalau dari public speaking skill, aku
yakin artis sudah terlatih) berdebat dengan politikus-politikus Senayan yang
telah makan asam garam di dunia perpolitikan? Yakinkah mereka bisa
mempertahankan idealisme yang telah dibawa sebagai janji kepada rakyat? Dan
berbagai pertanyaan lain yang mungkin ratusan jumlahnya.
Keraguan-keraguan
itu muncul bukan tanpa alasan, dunia hiburan dan dunia politik itu berbeda 180o. Kalau dianalogikan seperti manis & pahit,
dua hal yang menggambarkan kedua dunia tersebut. Jadi memang jangan diharapkan muluk-muluk ada
perubahan jika artis akhirnya benar-benar masuk ke Senayan.
Bukannya
meremehkan, kalau dianalogikan dengan ujian, yang satunya belajar dengan Sistem
Kebut Semalam (SKS) khas Indonesia, yang satunya telah melalui proses yang
sangat panjang untuk belajar, sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Tentu manakah yang berhasil dalam jangka
panjang, tidak hanya jangka pendek? Yaa kalian pasti tahu sendiri jawabannya
Makin cerdasnya masyarakat Indonesia
Tapi, yang aku
bersyukur, masyarakat Indonesia semakin dewasa dalam berpolitik, tidak gampang
terbuai dengan ketenaran artis.
Terbukti, pada pileg tahun 2014 (disarikan dari acara Mata Najwa), dari
74 caleg artis yang mendaftar, hanya 19 orang (sekitar 26%) yang mampu
melenggang ke Senayan. Alhamdulillah…
Jadi, hal ini
mampu memutarbalikkan teori politik, bahwa popularitas dan elektabilitas, mungkin
masih menjadi salah satu faktor penting yang menentukan kemenangan, namun juga
bukan faktor yang utama. Rekam jejak,
integritas, dan kapabilitas juga sangatlah diperhatikan oleh konstituen.
Nah, sekarang
kita tunggu, bagaimana aksi dari 54 artis yang akan berkontestasi pada Pileg
tahun 2019, akankah ada perbaikan dari segi kualitas maupun kuantitas
keterpilihan nanti?
Yap, pada
akhirnya, semoga keterlibatan artis hanya bagian dari strategi parpol untuk
memenangkan kompetisi, merebut kekuasaan, sekaligus jika terpilih mampu
memberikan manfaat yang benar-benar nyata bagi bangsa dan negara, bukan akibat
kegagalan regenerasi kader parpol.
Sumber Informasi :
Sari, I. Y. (2018, Juli 21). Ini Dia 54 Artis
Nyaleg di Pemilu Legislatif 2019. Retrieved from Liputan6.com: https://www.liputan6.com/showbiz/read/3595944/ini-dia-54-artis-nyaleg-di-pemilu-legislatif-2019
Mata Najwa
CNN Indonesia
Comments
Post a Comment