Skip to main content

REVIEW BUKU : SYAIR-SYAIR ASMAUL HUSNA

Cover Buku Asmaul Husna
Sinopsis Buku Asmaul Husna

















Judul : Syair-Syair Asmaul Husna
Penulis : Emha Ainun Nadjib
Genre : Sosial Budaya
Penerbit : Progress
Tahun Terbit : 2005
Tebal Buku : 184 halaman
Harga Buku : 85.000 Rupiah (bukalapak.com)


Cerita Singkat :

Puisi tentang lingkungan, hmm… sering dengar
Puisi tentang persahabatan, itu sudah biasa juga
Apalagi dengan puisi tentang percintaan, itu mah mainstream sekali
Bagaimana kalau ada puisi atau disebut oleh penulis itu syair mengenai Asmaul Husna? Menarik…

Emha Ainun Najib atau biasa dipanggil dengan Cak Nun, seorang tokoh intelektual Islam sekaligus budayawan ini mencoba merangkai kata-kata untuk menggambarkan nama-nama-Nya.  Beliau menyebut ini bukanlah sebuah puitisasi asma Allah SWT, beliau juga tidak merasa membaca Allah SWT apalagi menterjemahkannya.

Asmaul Husna (Nama-nama Allah SWT) - (almunawwar.net)


Itu poin penting dari buku ini! karena kebesaran Allah tidak akan pernah cukup didekati dan dipahami, karena hakekat Allah selalu lebih besar dan lebih besar lagi tak terbatas.

Dengan syair-syairnya yang terkenal indah, Cak Nun berupaya mengajak kita untuk menyelami nama-nama Allah SWT dari sisi yang lain, yaitu melalui persoalan-persoalan keseharian yang nyata baik dari diri kita sendiri maupun di lingkungan sekitar, seperti keberagaman, kesehatan, kemanusiaan, dan lain sebagainya. 

Harapannya tentu, syair ini bisa melunakkan dan memperteguh hati banyak manusia.
Agar kehidupan ini menjadi air yang mendinginkan, cahaya yang mencerahkan.
Bukan bara api yang menghanguskan, yang membuat bumi seisinya penuh tangis mengharukan.

Semoga uang juga bukan jadi tujuan yang pertama,
tapi kemanusiaan lah tetap yang utama. 


Yang Menarik : 
  • Unik
  • Sebagai pengingat akan nama-nama Allah SWT
  • Sebagai sentilan bagi manusia untuk terus memperbaiki diri dan bermanfaat banyak bagi orang lain
  • Cocok bagi kita yang ingin kembali ke trek yang benar dalam hidup ini
  • Bagi aku pribadi, syairnya banyak sekali yang indah, sampai banyak yang saya tulis ulang di blog, hehehe (ijin yaa cak nun, sudah aku cantumkan sumbernya kok)




Comments

Popular posts from this blog

PUISI : AR ROZZAQ (YANG MAHA PENABUR REZEKI)

Andaikan cukup banyak orang  yang bersedia mengisi kehidupan dengan setia mencari bahan untuk mensyukuri kemahakayaan Tuhan Tentulah tak perlu kita bangun gedung yang terlalu tinggi, mesin-mesin industri, alat-alat muluk, konsumsi-konsumsi mewah yang hanya akan menjerat leher sendiri Namun inilah zaman dengan peradaban paling tinggi, di mana kebahagiaan dan kesejahteraan makin jauh untuk bisa digapai Inilah abad dengan kebudayaan paling gemerlap Di mana kesengsaraan manusia telah sampai pada titik paling mutlak dan rohani umat memasuki ruang yang paling gelap Inilah kurun sejarah  di mana rembulan telah bisa dijadikan layang-layang, di mana bumi digenggam cukup dengan alat satu dua inchi, di mana kemampuan perhubungan telah menjadi luas dunia menjadi satu mili, sehingga memungkinkan segala kebobrokan ini ditutup-tutupi. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL BASHIR (YANG MAHA MELIHAT)

Tiada hal yang perlu kuperlihatkan kepada-Mu, Gustiku, Karena Engkau adalah Melihat itu sendiri, dan kalaupun aku bermaksud memperlihatkan sesuatu kepada-Mu, maka daya memperlihatkan itu pun tak lain adalah milik-Mu Tiada hal yang perlu kusembunyikan dari-Mu, Gustiku, karena setiap ruang persembunyian niscaya milik-Mu jua, dan kalaupun sesekali aku berusaha menyembunyikan sesuatu maka daya menyembunyikan itu hanyalah hasil pencurianku atas hukum-Mu Pernah kupasang topeng-topeng di wajahku, kulapiskan pakaian di badanku, kubungkuskan kepura-puraan  dihamburan kata-kata dan tingkah lakuku Namun selalu, Gustiku, diujung kepengecutan itu, akhirnya kutahu, bahwa kalau diantara selaksa kemungkinan ilmu-Mu, Engkau sediakan juga topeng-topeng penipu, tak lain itu adalah petunjuk agar aku berjuang melepaskan dan mencampakannya : Supaya aku peroleh Engkau Di akhir pengembaraanku. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna&

PUISI : AL 'ALIIM (YANG MAHA MENGETAHUI)

Segala peristiwa, bagiku, hanya hampa Engkaulah yang mengajarkan Apakah ia rejeki atau bencana Dungu atau berilmu, bagiku, hanya bisu Engkaulah yang memberitahu Apakah ia sejati atau semu Miskin atau kaya, itu fatamorgana Engkaulah yang membukakan mata Untuk tahu harta yang baka Engkau... Gusti... Bertanya... Kenapa rejeki disebut bencana? Kenapa celaka dipujipuja? Kenapa ilmu menelan manusia? Kenapa miskin dianggap kaya? Kenapa oleh maya terbelalak mata? Beribu orang Gagal memahaminya Aku juga, Gusti, aku juga Namun ada Satu ilmu nyata Jika kepada-Mu kutumpahkan jiwa raga Tak ada bencana tak ada miskin papa Tak pernah sedih, tak sempat sia-sia Sebab Engkaulah Guru Yang Maha. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"