Skip to main content

REVIEW BUKU : PAK GURU

Cover Novel Pak Guru
Sinopsis Novel Pak Guru

Judul : Pak Guru
Penulis : Awang Surya
Genre : Novel
Penerbit : Ersa
Tahun Terbit : 2014
Tebal Buku : 328 halaman
No ISBN : 978-602-1538-01-2
Harga Buku : 54.000 Rupiah (granadabooks.com) 


Cerita Singkat :

Pergi ke tanah pasundan
Jangan lupa beli lepet kuningan
Guru satu ini jadi suri tauladan
Melawan aral demi kebaikan

Novel ini sebenarnya merupakan pengalaman pribadi Awang Surya, sang penulis.  Menceritakan sebuah kisah tentang satu anak manusia yang dilahirkan oleh seorang kyai, namun dia memilih jalan “jihad (melakukan segala daya dan upaya yang bisa dilakukan)”  lain yang tak kalah bermanfaat, yaitu menjadi seorang guru.

Jihad tidak harus dengan berperang, mengamalkan ilmu kepada orang lain pun juga termasuk jihad (ideas.ted.com)  

Bulusari, sebuah kampung kecil di wilayah dataran rendah kabupaten Lamongan menjadi saksi bagaimana Musa, sang tokoh utama mencoba mengabdikan diri untuk kemajuan anak-anak disana.  Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, namun dengan ketulusan dalam mendidik serta kedisiplinan, beliau pun akhirnya terbang tinggi menjadi kepala sekolah, walaupun dengan pertentangan guru-guru yang lebih senior dan merasa lebih layak menduduki jabatan tersebut.

Salah satu kebijakan yang menarik mataku adalah mengetatkan mengenai aturan peminjaman uang di koperasi, yang hanya boleh diperuntukkan untuk keperluan mendesak seperti keluarga yang sakit, atau untuk pendidikan anak.  Sedangkan untuk gaya hidup seperti untuk kredit motor, beli baju tidak akan dikasih oleh kepala sekolah yang satu ini. Why??? Bagaimana juga tanggapan guru-guru disana??? Baca dong bukunya, hehehe…

Tidak hanya menceritakan tentang seorang Musa sebagai guru, namun bagaimana beliau sebagai kepala keluarga, kehidupannya dengan istri yang penuh pergolakan serta anak-anaknya yang hidup selayaknya anak desa pada umumnya yang suka bermain di sungai dan berternak hewan, tentu tidak bisa kalian lewatkan dalam cerita ini. 

Selamat membaca…
Semoga berkesan…

Pendidikan yang berhasil membuat anak didik selalu ingin tahu bisa dikatakan pendidikan yang berhasil (usatoday.com)

Yang Menarik :

  • Wajah pendidikan desa sebenarnya
  • Pelajaran untuk guru-guru diluar sana, terutama di kota, bagaimana mereka menuntut kehidupan yang layak namun kurang memberikan yang terbaik bagi anak didiknya, manakah pahlawan tanpa tanda jasa itu?
  • Kita bisa belajar mengenai :
  1. Bagaimana kita bersikap sebagai seorang guru, suami dan ayah dalam satu kehidupan
  2. Pendidikan toleransi kepada anak
  3. Keteguhan dalam kebaikan walaupun diserang oleh orang-orang yang tidak suka dengan kita
  4. Keikhlasan dan ketulusan hati yang mampu menghasilkan anak-anak brilian


Comments

Popular posts from this blog

PUISI : AR ROZZAQ (YANG MAHA PENABUR REZEKI)

Andaikan cukup banyak orang  yang bersedia mengisi kehidupan dengan setia mencari bahan untuk mensyukuri kemahakayaan Tuhan Tentulah tak perlu kita bangun gedung yang terlalu tinggi, mesin-mesin industri, alat-alat muluk, konsumsi-konsumsi mewah yang hanya akan menjerat leher sendiri Namun inilah zaman dengan peradaban paling tinggi, di mana kebahagiaan dan kesejahteraan makin jauh untuk bisa digapai Inilah abad dengan kebudayaan paling gemerlap Di mana kesengsaraan manusia telah sampai pada titik paling mutlak dan rohani umat memasuki ruang yang paling gelap Inilah kurun sejarah  di mana rembulan telah bisa dijadikan layang-layang, di mana bumi digenggam cukup dengan alat satu dua inchi, di mana kemampuan perhubungan telah menjadi luas dunia menjadi satu mili, sehingga memungkinkan segala kebobrokan ini ditutup-tutupi. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL BASHIR (YANG MAHA MELIHAT)

Tiada hal yang perlu kuperlihatkan kepada-Mu, Gustiku, Karena Engkau adalah Melihat itu sendiri, dan kalaupun aku bermaksud memperlihatkan sesuatu kepada-Mu, maka daya memperlihatkan itu pun tak lain adalah milik-Mu Tiada hal yang perlu kusembunyikan dari-Mu, Gustiku, karena setiap ruang persembunyian niscaya milik-Mu jua, dan kalaupun sesekali aku berusaha menyembunyikan sesuatu maka daya menyembunyikan itu hanyalah hasil pencurianku atas hukum-Mu Pernah kupasang topeng-topeng di wajahku, kulapiskan pakaian di badanku, kubungkuskan kepura-puraan  dihamburan kata-kata dan tingkah lakuku Namun selalu, Gustiku, diujung kepengecutan itu, akhirnya kutahu, bahwa kalau diantara selaksa kemungkinan ilmu-Mu, Engkau sediakan juga topeng-topeng penipu, tak lain itu adalah petunjuk agar aku berjuang melepaskan dan mencampakannya : Supaya aku peroleh Engkau Di akhir pengembaraanku. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna&

PUISI : AL 'ALIIM (YANG MAHA MENGETAHUI)

Segala peristiwa, bagiku, hanya hampa Engkaulah yang mengajarkan Apakah ia rejeki atau bencana Dungu atau berilmu, bagiku, hanya bisu Engkaulah yang memberitahu Apakah ia sejati atau semu Miskin atau kaya, itu fatamorgana Engkaulah yang membukakan mata Untuk tahu harta yang baka Engkau... Gusti... Bertanya... Kenapa rejeki disebut bencana? Kenapa celaka dipujipuja? Kenapa ilmu menelan manusia? Kenapa miskin dianggap kaya? Kenapa oleh maya terbelalak mata? Beribu orang Gagal memahaminya Aku juga, Gusti, aku juga Namun ada Satu ilmu nyata Jika kepada-Mu kutumpahkan jiwa raga Tak ada bencana tak ada miskin papa Tak pernah sedih, tak sempat sia-sia Sebab Engkaulah Guru Yang Maha. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"