Skip to main content

#SOKTAHU : PARKIR LIAR E NGALAM

Petisi Mengenai Tolak Bayar Parkir Liar yang diberitakan di Radar Malang (change.org)

Dua ribu Tiga ribu harganya
Katanya untuk Pendapatan Daerah
Niatnya bikin jalan semulus Roma
Apa daya pimpinannya serakah

Jalanan jadi tempat offroader beraksi
Penuh lubang dan tantangan yang bikin risi

Siapa sih yang nggak sebel, parkir sebentar eh mbayar, tukang parkirnya tiba2 datang padahal awalnya nggak njagain (a.k.a. tukang parkir siluman), terus nggak ada kupon parkir atau apalah, pokoknya ditariki, kalau nggak mau mbayar diancam layaknya preman.  Tidak sedikit yang mengeluh masalah tersebut, sampai curhat di sosmed.

Sidak Parkir liar (yang pakai rompi oranye dan mukanya disensor) oleh petugas gabungan (strudelmalang.blogspot.com)

Petugas parkir yang terdaftar/benar di Kota Malang menggunakan rompi hijau + ada no. identitas di bagian belakang (suryamalang.tribunnews.com)

Yang bikin dua kali lebih sebel, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang dari Parkir dari dulu katanya masih kecil, tidak sesuai target terus, tidak ada perubahan sistem/kebijakan sama sekali, entahlah…

Akhirnya infrastruktur kacau, demand and supply nya nggak berimbang, jalan masih berlubang, macet dimana-mana, nggak ada transportasi publik yang memadai, dan lain sebagainya

Eh ternyata, oh ternyata, habis Abah Anton dan kroni-kroninya tertangkap KPK karena diduga menyelewengkan dana, sekarang ternyata ada lagi korupsi di tingkat elit.  Kabid Parkir Dishub Kota Malang, M. Syamsul Arifin telah ditangkap oleh Kejaksaan Negeri (kejari) Kota Malang atas dugaan korupsi retribusi parkir.
Nggak main-main, kalau korupsi di tingkat eksekutif dan legislatifnya kurang lebih “cuma” 700 juta, kalau “bocornya” retribusi parkir ini, tidak main-main, sampai 1,5 Milyar, dalam kurun waktu November 2015 – November 2017

Kabid Parkir Dishub Kota Malang, Syamsul Arifin saat menggelar operasi gabungan dan menemukan karcis yang dilaminating, sedangkan beliau kini telah jadi pesakitan (suryamalang.tribunnews.com)

Yang mungkin bagiku sedikit menggelikan, dari dulu selalu hal ini dibuat jadi bahan kampanye oleh calon-calon pemimpin daerah Kota Malang termasuk dalam pilkada kali ini, namun sampai sekarang belum ada solusi konkrit yang ditawarkan untuk mengatasi hal tersebut

Mungkin ini ada sedikit solusi yang bisa aku tawarkan :
  1. Pemetaan tempat parkir secara maksimal sekaligus melakukan komunikasi yang efektif dengan pemilik usaha yang biasanya memiliki tempat parkir khusus di lahannya 
  2. Tukang parkir di data, terutama orang asli Malang dan dikasih seragam khusus, bahkan gajinya ditanggung pemkot, gaji UMR 
  3. Tukang parkir di rolling secara random supaya tidak bosan dan meminimalisir kecurangan
  4. Penggunaan teknologi > mbayar dengan kartu elektronik di alat yang dibawa tukang parkir > output : transaksi parkir terekam langsung, entah itu laporannya langsung ke dishub, atau pihak ketiga, sebagai contoh di video berikut di detik 16.38 – 18.38 > https://youtu.be/uPs14WgShGg

Sumber Informasi :

JatimTimes.com. (2018, Mei 8). Kabid Parkir Dishub Kota Malang Ditahan Kejaksaan, Ada Apa? Retrieved from JatimTimes.com Web site: http://www.jatimtimes.com/baca/172057/20180508/081217/kabid-parkir-dishub-kota-malang-ditahan-kejaksaan-ada-apa/

Malang Post. (2018, Mei 21). Kebocoran Retribusi Parkir Tembus Rp 1,5 M. Retrieved from Malang Post Web site: https://www.malang-post.com/berita/kota-malang/kebocoran-retribusi-parkir-tembus-rp-1-5-m 

Malang Post. (2018, Mei 8). Kejaksaan Penjarakan Kabid Parkir Kota Malang M. Syamsul Arifin. Retrieved from Malang Post Web site: https://www.malang-post.com/kriminal/kejaksaan-penjarakan-kabid-parkir-kota-malang-m-syamsul-arifin


Comments

Popular posts from this blog

PUISI : AR ROZZAQ (YANG MAHA PENABUR REZEKI)

Andaikan cukup banyak orang  yang bersedia mengisi kehidupan dengan setia mencari bahan untuk mensyukuri kemahakayaan Tuhan Tentulah tak perlu kita bangun gedung yang terlalu tinggi, mesin-mesin industri, alat-alat muluk, konsumsi-konsumsi mewah yang hanya akan menjerat leher sendiri Namun inilah zaman dengan peradaban paling tinggi, di mana kebahagiaan dan kesejahteraan makin jauh untuk bisa digapai Inilah abad dengan kebudayaan paling gemerlap Di mana kesengsaraan manusia telah sampai pada titik paling mutlak dan rohani umat memasuki ruang yang paling gelap Inilah kurun sejarah  di mana rembulan telah bisa dijadikan layang-layang, di mana bumi digenggam cukup dengan alat satu dua inchi, di mana kemampuan perhubungan telah menjadi luas dunia menjadi satu mili, sehingga memungkinkan segala kebobrokan ini ditutup-tutupi. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"

PUISI : AL BASHIR (YANG MAHA MELIHAT)

Tiada hal yang perlu kuperlihatkan kepada-Mu, Gustiku, Karena Engkau adalah Melihat itu sendiri, dan kalaupun aku bermaksud memperlihatkan sesuatu kepada-Mu, maka daya memperlihatkan itu pun tak lain adalah milik-Mu Tiada hal yang perlu kusembunyikan dari-Mu, Gustiku, karena setiap ruang persembunyian niscaya milik-Mu jua, dan kalaupun sesekali aku berusaha menyembunyikan sesuatu maka daya menyembunyikan itu hanyalah hasil pencurianku atas hukum-Mu Pernah kupasang topeng-topeng di wajahku, kulapiskan pakaian di badanku, kubungkuskan kepura-puraan  dihamburan kata-kata dan tingkah lakuku Namun selalu, Gustiku, diujung kepengecutan itu, akhirnya kutahu, bahwa kalau diantara selaksa kemungkinan ilmu-Mu, Engkau sediakan juga topeng-topeng penipu, tak lain itu adalah petunjuk agar aku berjuang melepaskan dan mencampakannya : Supaya aku peroleh Engkau Di akhir pengembaraanku. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna&

PUISI : AL 'ALIIM (YANG MAHA MENGETAHUI)

Segala peristiwa, bagiku, hanya hampa Engkaulah yang mengajarkan Apakah ia rejeki atau bencana Dungu atau berilmu, bagiku, hanya bisu Engkaulah yang memberitahu Apakah ia sejati atau semu Miskin atau kaya, itu fatamorgana Engkaulah yang membukakan mata Untuk tahu harta yang baka Engkau... Gusti... Bertanya... Kenapa rejeki disebut bencana? Kenapa celaka dipujipuja? Kenapa ilmu menelan manusia? Kenapa miskin dianggap kaya? Kenapa oleh maya terbelalak mata? Beribu orang Gagal memahaminya Aku juga, Gusti, aku juga Namun ada Satu ilmu nyata Jika kepada-Mu kutumpahkan jiwa raga Tak ada bencana tak ada miskin papa Tak pernah sedih, tak sempat sia-sia Sebab Engkaulah Guru Yang Maha. Dikutip dari buku "Syair-Syair Asmaul Husna" Karya "Emha Ainun Nadjib"